Renungan Harian Masa Kini

  MAU NAIK? SIAPKAH KITA? Ulangan 28:1-14 Setiap orang INGIN menjadi KEPALA atau diangkat “NAIK” dalam HIDUPNYA, tetapi sering LUPA bahwa setiap KENAIKAN selalu disertai UJIAN. Sama seperti MENDAKI GUNUNG yang MAKIN TINGGI MAKIN BERAT, demikian juga dalam KEHIDUPAN ROHANI dan PRIBADI, SEMAKIN TINGGI posisi yang TUHAN ingin BERIKAN, SEMAKIN BERAT pula UJIANNYA. TIDAK ADA KENAIKAN KELAS TANPA UJIAN.  Begitu juga, jika INGIN DIBAWA TUHAN ke LEVEL yang LEBIH TINGGI, kita harus SIAP MENJALANI PROSES dan UJIAN yang TIDAK MUDAH. Banyak orang GAGAL “NAIK” BUKAN karena TUHAN TIDAK MEMBERKATI, tetapi karena mereka TIDAK SIAP menghadapi TANTANGAN yang menyertainya. Contohnya adalah Daud, yang SEBELUM menjadi RAJA, harus melewati berbagai UJIAN BERAT: DIFITNAH, DIBURU, dan mengalami KETIDAKADILAN. Tapi justru melalui PROSES itulah KARAKTERNYA DIBENTUK dan ia menjadi LAYAK MENJADI RAJA. APAKAH kita benar-benar SIAP untuk DIBAWA TUHAN NAIK? Jika YA, maka kita juga harus SIAP untuk DIUJI dan...

  LAKUKAN LEBIH BANYAK Yakobus 1:4-5 BISA karena TERBIASA. Kalau sudah TERBIASA, bukan hanya BISA, tapi malah jadi AHLI. Sebagian dari Anda mungkin MENGALAMI HAL TERSEBUT. DULU TIDAK PEDE saat harus MASAK, tapi SEKARANG sudah AHLI. Barangkali itulah yang disebut BISA karena TERPAKSA, karena itulah SALAH SATU PERAN ISTRI dalam keluarga. Karena MEMASAK menjadi KEWAJIBAN , akhirnya bahkan menjadi AHLI. Seakan-akan hal itu menunjukkan sebuah KENYATAAN: TIDAK PEDULI Anda BERBAKAT atau TIDAK, selama Anda MELAKUKANNYA TERUS MENERUS, Anda pasti menjadi AHLI dengan sendirinya! Henri Cartier Bresson, seorang fotografer kondang, MENASIHATI fotografer pemula "10.000 foto PERTAMAMU adalah yang TERBURUK." KALIMAT tersebut artinya: CARA TERBAIK untuk BELAJAR adalah MELAKUKANNYA.  SEMAKIN BANYAK kita MELAKUKANNYA, SEMAKIN BAIK jadinya. SEMAKIN BANYAK kita MELAKUKANNYA, kita akan KAYA dengan PENGALAMAN yang akan MENGAJARI kita BAGAIMANA MELAKUKANNYA dengan LEBIH BAIK lagi. HAL ini BERLAKU dal...

  HAL KECIL 1 Timotius 6:7 Mungkin kita HAFAL dengan AYAT ini, "Barangsiapa SETIA dalam PERKARA-PERKARA KECIL, ia SETIA juga dalam PERKARA-PERKARA BESAR" (Luk. 16:10). Namun, nyatanya kita sering TAK MENGHARGAI HAL-HAL KECIL. Kita hanya BERSYUKUR saat mengalami PERISTIWA BESAR. Kita baru MENGANGGAP sesuatu sebagai BERKAT TUHAN jika NILAINYA BESAR. Kita baru MENYADARI CAMPUR TANGAN TUHAN jika terjadi sebuah KEJADIAN atau PERUBAHAN BESAR.  Kita sering MENGABAIKAN HAL-HAL KECIL, atau juga KEBAIKAN-KEBAIKAN KECIL dari ORANG LAIN atau dari TUHAN. Padahal, HAL-HAL KECIL itu bisa menjadi AWAL dari PERUBAHAN BESAR. Atau HAL-HAL KECIL pun bisa menjadi PEMBEDA yang SANGAT BESAR. Kita sering MENGABAIKAN HAL-HAL KECIL karena kita TIDAK MAU BERHENTI SEJENAK, MERENUNG sebentar, untuk MENGINGAT dan MENGAMATI APA yang TELAH dan SEDANG TERJADI di sekitar kita. Kita selalu DIBURU WAKTU dan TUNTUTAN ini itu. AKIBATNYA kita pun TERTEKAN dan merasa HIDUP ini begitu BERAT. Bahkan kita MEMPERTANYAK...

  MANUSIA BARU Efesus 4:17-32 "BARU" adalah KATA yang MENARIK untuk DIJUAL. Ahli marketing tahu persis BAGAIMANA MENGGUNAKAN KATA SAKTI ini. - RASA BARU. Hanya dengan SEDIKIT MENAMBAHKAN BUMBU tertentu, mie instan menjadi BANYAK PILIHAN RASA.  - SENSASI BARU. Hanya dengan SEDIKIT SENTUHAN, suatu PRODUK terlihat melakukan INOVASI yang WOW, padahal sebenarnya hanya GIMIK saja. - FORMULA BARU. Hanya dengan SEDIKIT TAMBAHAN KANDUNGAN ZAT TERTENTU, sebuah PRODUK PASTA GIGI terlihat SANGAT BAGUS untuk KESEHATAN GIGI kita. - MODEL BARU. Hanya dengan SEDIKIT melakukan FACELIFT, HARGA MOBIL pun TERKEREK NAIK. - Dsb, SEMUANYA SERBA BARU! Kata " BARU" ini juga dipakai di ALKITAB. “MANUSIA BARU”, demikianlah rasul Paulus memberi NASIHAT kepada jemaat Efesus agar mereka menjadi MANUSIA BARU. APA yang disebut MANUSIA BARU? APAKAH hanya dengan MELAKUKAN SEDIKIT SENTUHAN? APAKAH MANUSIA BARU tak lebih dari sebuah GIMIK yang sering kita lihat dalam sebuah PENJUALAN PRODUK?...