MEMAHAMI CANDAAN
MEMAHAMI CANDAAN
Roma 14:1-12
Mungkin kita pernah MENDENGAR orang melontarkan CANDAAN tapi kita bahkan TAK PAHAM mana letak KELUCUANNYA.
Mungkin karena TERLALU MIKIR, TERLALU INTERNAL (yang paham hanya kelompoknya), karena LATAR BELAKANG kita amat BEDA dengan si penutur, atau karena SELERA HUMOR kita BEDA.
Nah, BAGAIMANA REAKSI kita saat MENDENGAR GUYONAN seperti itu?
CEMBERUT?
Berkata, "TIDAK LUCU!"?
APAKAH RESPONS SERUPA juga kita lakukan jika melihat KARYA SENI yang TAK KITA PAHAMI, FILM atau MUSIK yang GENRENYA BEDA dengan yang kita SUKA?
BUKANKAH itu SIKAP yang MERUSAK SUASANA?
Daripada berkomentar NEGATIF, KENAPA TIDAK BEREMPATI?
Meski TIDAK SAMPAI TERBAHAK, KENAPA TIDAK TERSENYUM dan membiarkannya MELANJUTKAN?
Meski BUKAN SELERA kita, KENAPA harus BERSIKAP NEGATIF kepada orang yang SELERANYA BEDA?
BUKANKAH kita pun TAK MAU SELERA kita DIHINA atau DIKECAM orang lain yang TIDAK PAHAM?
EMPATI, bisa MENGHARGAI orang lain yang BEDA dengan kita, BUKAN HANYA SOPAN, tapi juga membuat orang lain BERKEMBANG.
Saat kita mendengar PENDAPAT, IMPIAN, atau USUL ORANG LAIN, kita boleh TAK SETUJU.
Tapi, APAKAH kita lantas MERENDAHKAN, MEREMEHKAN, apalagi MEMBULLY hanya karena kita TAK PAHAM, itu lain soal.
Banyak IDE atau POTENSI CEMERLANG LAYU SEBELUM BERKEMBANG karena seorang MEREMEHKANNYA walau itu hanya karena ia TAK PAHAM.
Padahal, yang perlu kita LAKUKAN kadang cukup hanya DIAM, DENGARKAN, TERIMA, dan CERNA DULU PENDAPAT mereka.
BUKAN MUSTAHIL, ternyata bisa PENILAIAN kitalah yang SALAH!
Komentar
Posting Komentar