BENARKAH SUDAH MAKSIMAL?



BENARKAH SUDAH MAKSIMAL?
Amsal 27:17, 22:24-25

Melakukan yg TERBAIK, berusaha MAKSIMAL, memberi 100% KEMAMPUAN, semua itu sering menjadi jargon di tempat kerja.

Tapi, nyatanya melakukan yg TERBAIK itu TIDAK SELALU MUDAH.

Yg lebih sering kita LAKUKAN adalah kita MEMBANDINGKAN apa yg sudah kita LAKUKAN dengan orang lain.

Orang lain MENDAPAT NILAI 8, kita MENDAPAT 9, kita merasa SUDAH melakukan yg TERBAIK.

Kompetitor terdekat meluncurkan 1 PRODUK BARU, kita mengeluarkan 2 PRODUK BARU, APAKAH berarti kita sudah BERUSAHA MAKSIMAL?

KERJA BAGUS BEDA dengan KERJA MAKSIMAL.

Lebih sering lagi, orang merasa sudah BEKERJA MAKSIMAL meski HASILNYA BELUM BAGUS.

Nyatanya, kita jarang benar-benar BEKERJA MAKSIMAL.

Seorang pegawai restoran merasa SUDAH MAKSIMAL MELAYANI pelanggan.

Tapi, jika yg datang ke restorannya adalah PRESIDEN, APAKAH ia MELAYANI seperti BIASA?

PELAYANANNYA jelas akan LEBIH BAIK.

Dan itu membuktikan bahwa ternyata KEMAMPUANNYA masih bisa DITINGKATKAN lagi!

Selama ini Anda merasa KEMAMPUAN Anda BERLARI adalah MAKSIMAL 20 km/jam, misalnya.

Tapi, jika Anda DIKEJAR ANJING GALAK, APAKAH Anda tidak akan LARI LEBIH dari 20 km/jam?

ARTINYA, untuk BEKERJA MAKSIMAL, sebenarnya yg pertama harus diperhatikan BUKANLAH melihat APA yg sudah kita LAKUKAN, tapi BAGAIMANA LINGKUNGAN kita.

Kita mungkin merasa sudah PINTAR berbahasa Inggris jika orang-orang SEKITAR kita hanya bisa bahasa Inggris LEVEL DASAR.

Tapi, APAKAH perasaan yg SAMA masih kita rasakan jika kita TINGGAL di Amerika misalnya?

LINGKUNGAN kita nyatanya sering kali SANGAT MENENTUKAN USAHA kita.

ALKITAB pun berkali-kali mengingatkan PENTINGNYA MEMILIH LINGKUNGAN alias PERGAULAN kita (Ams 13:20, 22:24-25, 1 Kor 15:33).

Besi MENAJAMKAN besi, orang MENAJAMKAN sesamanya (Ams. 27:17).

Agar POTENSI kita bisa dipakai secara MAKSIMAL, PILIHLAH LINGKUNGAN yg MENDORONG kita BERUSAHA LEBIH KERAS dan TIDAK MUDAH BERPUAS DIRI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BISA JADI BERHALA

MOMEN SEMPURNA

OMBAK DAN SELANCAR