PARADOKS PERFEKSIONISME

 

PARADOKS PERFEKSIONISME

2 Timotius 4:5-8, Matius 5:48

Banyak orang mengira bahwa ORANG PERFEKSIONIS atau BERTEMAN dengan PERFEKSIONIS akan cenderung lebih MAJU atau SUKSES, karena kita jadi punya STANDAR LEBIH TINGGI.

Namun kenyataannya TIDAK DEMIKIAN. 

PERFEKSIONISME pun bisa MERUSAK hidup seseorang dan sekitarnya, MENGAKIBATKAN STRES yang TAK PERLU, bahkan MENGHAMBAT KESUKSESANNYA sendiri.

BAGAIMANA itu bisa TERJADI?

BUKANLAH PERFEKSIONIS selalu berusaha agar segala yang ia kerjakan BEBAS dari CACAT atau KEKURANGAN SEKECIL apapun?

BUKANKAH jika sesuatu BEBAS dari KEKURANGAN, maka pasti itu hal yang SANGAT BAGUS?

Kita harus membedakan PERFECT (SEMPURNA) dan PERFEKSIONISME.

Ketika satu PENGIRIMAN tiba TEPAT WAKTU, satu OPERASI BERHASIL mengambil tumor, satu ACARA BERJALAN LANCAR, satu PRESENTASI berujung pada DISEPAKATINYA satu TRANSAKSI BESAR, dst, kita sebut itu SEMPURNA.

Kita ACUNGKAN JEMPOL kepada yang telah MENGERJAKANNYA.

Namun, PERFEKSIONIS MENUNTUT LEBIH dari itu.

Mereka selalu bisa MENEMUKAN CELAH dan KESALAHAN dari sesuatu yang menurut banyak orang sudah SEMPURNA.

AKIBATNYA justru KONTRAPRODUKTIF.

PRODUK TIDAK juga DILUNCURKAN, PERSIAPAN BERLARUT-LARUT, RAPAT-RAPAT TAK ADA HABISNYA, SEMANGAT yang terlibat pun MENURUN, KEPUTUSAN TAK JUGA DIAMBIL, dst.

Inilah PARADOKS PERFEKSIONISME; INGIN MERAIH HASIL TERBAIK, tapi HASILNYA justru TIDAK BAIK.

MENGHASILKAN KARYA yang BAIK, bahkan SEMPURNA, BUKAN berarti MENGHASILKAN sesuatu yang TAK BISA DITINGKATKAN lagi.

HASIL "SEMPURNA" sesungguhnya adalah ketika kita sudah MELAKUKAN yang TERBAIK dan kita sudah memberi KONTRIBUSI NYATA. 

FOKUS pada DUA HAL itu (USAHA TERBAIK dan KONTRIBUSI NYATA) LEBIH PENTING daripada sekadar MENCARI-CARI CELAH dan CELA dari sesuatu.

TUHAN memberi PERINTAH kepada kita, agar kita menjadi SEMPURNA seperti BAPA (Mat. 5:48) BUKAN bicara tentang menjadi PERFEKSIONIS, tapi menjadi seorang yang MENUNTASKAN TUGASNYA dengan BAIK (2 Tim. 4:7).

Saat kita MENGANDALKAN DIA, TUHAN yang MAHA SEMPURNA akan memberikan KASIH KARUNIA-NYA sehingga kita bisa MELAKUKAN PERKARA-PERKARA BESAR.