KAYA MAKNA

 



KAYA MAKNA

2 Korintus 9:6-15


Bagi banyak orang, KEHIDUPAN yang SUKSES adalah sesuatu yang SANGAT DIIDAMKAN.


Memiliki JABATAN TINGGI atau bahkan memiliki BISNIS SENDIRI.


Mendapatkan BANYAK MATERI dan bisa MEMBELI APAPUN yang DIINGINKAN.


Dianggap sebagai ORANG TERPANDANG dan menjadi INSPIRASI SUKSES bagi banyak orang.


Walau demikian, KESUKSESAN secara MATERI bukanlah 100% yang TERUTAMA dalam KEHIDUPAN. 


Mereka yang telah mencapai KEMERDEKAAN secara FINANSIAL akhirnya mengakui bahwa MATERI itu tidak bisa memberi KEPUASAN SEJATI dalam HIDUP mereka.


Itulah sebabnya mereka mulai MENDEFINISIKAN ULANG ARTI sebuah KESUKSESAN.


Dari situlah sebagian orang mulai MENGUBAH ARAH HIDUPNYA; dari KEHIDUPAN yang KAYA MATERI menjadi KEHIDUPAN yang KAYA MAKNA.


Lloyd Reeb meraih PUNCAK SUKSES di USIA yang RELATIF MUDA, yaitu 42 tahun.


la menjadi salah satu PENGEMBANG REAL ESTATE TERKENAL di Amerika Serikat.


Pada titik tertentu, ia merasa semua PENCAPAIAN KESUKSESANNYA itu tidak bisa memberikan KEPUASAN BATINIAH.


Itu sebabnya ia berkata, "Saya TIDAK BISA terus menerus mengalirkan ENERGI saya hanya untuk mendirikan BANGUNAN-BANGUNAN seperti ini. Saya harus mengejar APA yang DIKERJAKAN oleh ALLAH di dalam hati saya. Pertanyaan besar bagi saya adalah BAGAIMANA saya MENGATUR HIDUP saya agar saya bisa MENJALANKAN APA yang ALLAH RENCANAKAN bagi saya, menggunakan KARUNIA dan SEMANGAT saya untuk membuat HIDUP PENUH MAKNA."


Sekalipun masih AKTIF di BISNIS REAL ESTATE, Lloyd Reeb memutuskan untuk MEMBERIKAN SEBAGIAN WAKTUNYA untuk MELAYANI TUHAN menjadi PENDETA PARUH WAKTU.


Tentu saja BUKANNYA BERMAKSUD MENGAJAK Anda semua RAMAI-RAMAI menjadi PENDETA PARUH WAKTU. 


Tapi INGATLAH akan MAKNA HIDUP yang SESUNGGUHNYA, bahwa KEPUASAN SEJATI dalam HIDUP TIDAK AKAN PERNAH kita TEMUKAN secara MATERI, melainkan APAKAH HIDUP kita MENJADI BERKAT bagi sesama.


Ketika kita bisa MENJALANI HIDUP yang KAYA MAKNA, di situlah terlihat KEMATANGAN kita secara ROHANI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OMBAK DAN SELANCAR

BERPIKIR KRITIS

MELADENI PERBANTAHAN?