TAK ADA YANG HILANG

 

TAK ADA YANG HILANG

Ayub 1

Seorang pria tua menemukan SATU KOIN PENYOK yang terlihat TIDAK BIASA di tengah jalan, dan MEMBAWANYA ke toko barang antik.

Alangkah terkejutnya ketika pemilik toko barang antik tersebut INGIN MENUKAR KOIN PENYOK tersebut dengan ARLOJI BERMEREK.

Pria itu SETUJU.

Di tengah jalan, ia bertemu dengan temannya yang kebetulan MELIHAT ARLOJI tersebut dan TERTARIK untuk MEMBELINYA dengan HARGA yang SANGAT TINGGI.

Lagi-lagi pria SETUJU.

PULANGLAH pria tersebut membawa UANG dalam JUMLAH yang BESAR.

BETAPA BERUNTUNGNYA pria tua itu!

SIAPA SANGKA di tengah jalan datanglah segerombolan PERAMPOK dan MENGAMBIL SEMUA UANGNYA.

Setelah gerombolan perampok itu pergi, DATANGLAH anak muda yang MELIHAT PERISTIWA PERAMPOKAN itu dan BERTANYA kepadanya, "APA yang DIAMBIL oleh PERAMPOK itu?"

Pria itu MENJAWAB dengan TENANG, "Sebuah KOIN PENYOK saja."

Sungguh sebuah CARA PANDANG yang LUAR BIASA dalam MERESPONS PERISTIWA.

ALANGKAH BAGUSNYA jika kita memiliki SIKAP seperti itu. 

Jika dipikir-pikir, BUKANKAH RESPONS pria tua itu SANGAT

TEPAT, BUKANKAH sebenarnya ia TIDAK KEHILANGAN APA-APA, MENGAPA harus BERSEDIH dan KECEWA?

Memang ILUSTRASI di atas hanyalah CERITA REKAAN belaka, tapi dalam KEHIDUPAN NYATA hal tersebut pernah TERJADI pada diri Ayub.

la MEMILIKI SEMUANYA dan pada waktu yang hampir bersamaan, Ayub KEHILANGAN SEMUANYA.

APA RESPONS Ayub menghadapi PERISTIWA MEMILUKAN itu? 

"Dengan TELANJANG aku KELUAR dari kandungan ibuku, dengan TELANJANG juga aku akan KEMBALI ke dalamnya. TUHAN yang MEMBERI, TUHAN yang MENGAMBIL, TERPUJILAH NAMA TUHAN!" (ay. 21).

Peristiwa KEHILANGAN itu MENYEDIHKAN.

Walau demikian, MILIKILAH PERSPEKTIF ILAHI sehingga kita tidak berlarut-larut dalam KEKECEWAAN.

LEBIH BAIK kita BERPIKIR POSITIF dan BUKAN MENYESALI APA yang HILANG, melainkan MENSYUKURI APA yang MASIH ADA di TANGAN kita.

Dengan demikian LANGKAH kita TIDAK LAGI BERAT, tapi jadi RINGAN.

Semuanya hanya SOAL SUDUT PANDANG saja!