TERPENJARA WAKTU?
TERPENJARA WAKTU?
Markus 1:35-39
Kita semua tentu pernah BERANDAI-ANDAI.
ANDAI aku MEMILIKI INI.
ANDAI aku adalah ANU.
ANDAI SITUASI yang terjadi TIDAK SEPERTI INI.
Sekadar BERANDAI-ANDAI untuk OBROLAN SANTAI tentu SAH-SAH saja.
BERANDAI-ANDAI lalu BERUSAHA MEWUJUDKAN juga akan LEBIH BAIK lagi.
Namun tidak jarang kita BERANDAI-ANDAI karena kita PUTUS ASA dengan KONDISI SAAT INI.
Kita suka BERANDAI-ANDAI karena MENYESALI HAL yang SUDAH TERJADI.
ANDAI PANDEMI TIDAK TERJADI.
ANDAI saya TINGGAL di negara X.
Atau seperti kata seorang pakar hukum, "ANDAI TAK ADA KORUPSI di Indonesia, maka tiap warga akan MENDAPATKAN Rp.20juta tiap bulannya."
BERANDAI-ANDAI seperti itu akan membuat kita hanya BERKHAYAL, MERATAPI KEADAAN, juga MEMBENCI atau MENYALAHKAN SANA SINI.
Kita lupa bahwa ANDAI APA yang kita BAYANGKAN itu BENAR TERJADI, BELUM TENTU juga Anda akan LEBIH DIUNTUNGKAN.
CONTOH, ANDAI tiap warga MENDAPAT 20 juta TIAP BULAN dari pemerintah, bisa jadi HARGA-HARGA akan IKUT NAIK.
Mereka yang sudah TERBIASA MENGATUR UANG dan berpenghasilan puluhan juta akan MAKIN KAYA dan LELUASA MEMUTARKAN UANGNYA.
Sementara yang BOROS bisa jadi MAKIN BOROS dan MENGGANTUNGKAN DIRI kepada GAJI 20 juta itu.
BUKAN MUSTAHIL juga HIDUP mereka akan kembali menjadi PAS-PASAN, meski JUMLAH UANG yang mereka punya LEBIH BANYAK.
Begitu pula WAKTU.
BERAPA sering kita BERANDAI-ANDAI punya WAKTU LEBIH BANYAK, bisa KEMBALI ke MASA LALU, dsb?
Padahal KETERBATASAN itulah yang membuat kita:
- MEMUTAR OTAK dan menjadi KREATIF.
- Terdorong BEKERJA LEBIH GIAT atau MENEMUKAN CARA yang LEBIH EFEKTIF.
YESUS pun SADAR IA punya WAKTU TERBATAS.
Maka, ketika "UNDANGAN PELAYANAN" di Kapernaum makin banyak, IA justru memutuskan PERGI ke KOTA-KOTA LAIN karena IA juga DATANG untuk MEMBERITAKAN Injil di sana (ay. 38).
Daripada MERASA DIPENJARA WAKTU, anggap KETERBATASAN WAKTU itu sebagai KESEMPATAN bahkan hadiah.
PANDANG WAKTU untuk MENGERJAKAN PROYEK ini sebagai MOMEN yang TAK AKAN TERULANG sehingga harus DIMANFAATKAN dengan SEBAIK-BAIKNYA.
Komentar
Posting Komentar