BAHAGIA SELAMANYA, MUNGKINKAH?
BAHAGIA SELAMANYA, MUNGKINKAH?
Kidung Agung 2:8-17
"Dahulu kala, HIDUPLAH seorang PANGERAN TAMPAN dan seorang PUTRI CANTIK. Mereka JATUH CINTA, MENIKAH, dan HIDUP BAHAGIA SELAMANYA."
Kita mungkin MENDENGAR KALIMAT itu.
Begitu SERINGNYA KALIMAT-KALIMAT seperti itu DIMUNCULKAN dalam BANYAK CERITA, maka ANAK-ANAK yang membacanya pun selalu YAKIN bahwa mereka suatu kali akan JATUH CINTA, akan MENIKAH, dan HIDUP BAHAGIA SELAMANYA.
Bagian kalimat "JATUH CINTA" itu BENAR, bahwa manusia akan JATUH CINTA.
Kalimat "AKAN MENIKAH" itu juga BENAR, bahwa PASANGAN yang JATUH CINTA dan DIMABUK ASMARA biasanya akan lanjut ke PERNIKAHAN.
Tapi bagian kalimat "HIDUP BAHAGIA SELAMANYA" ini TIDAK SELALU BENAR!
Jika KALIMAT penutup "HAPPILY EVER AFTER" ini BENAR, tentu TIDAK ADA TANGISAN PENDERITAAN dalam PERNIKAHAN, BUKAN?
Tentu TIDAK PERLU ADA PERCERAIAN, BUKAN?
Kita akan JATUH CINTA, kita akan MENIKAH, tapi KEBAHAGIAAN dalam PERNIKAHAN TIDAK TERJADI dengan SENDIRINYA.
Saat masih mula-mula MENIKAH, kita akan merasakan PERNIKAHAN itu NIKMAT seperti ANGGUR dan MANIS seperti MADU.
Jika mau MANIS seperti MADU selama BERTAHUN-TAHUN bahkan SELAMANYA, maka harus ada TINDAKAN yang DISENGAJA untuk MEMBUAT PERNIKAHAN yang BAHAGIA.
Intinya, TIDAK ADA PERNIKAHAN BAHAGIA yang TERJADI BEGITU SAJA.
PERNIKAHAN bisa BAHAGIA kalau KASIH TERUS DIPUPUK.
HUBUNGAN TERUS DIRAWAT.
KEDEKATAN TERUS DIBANGUN.
KOMUNIKASI TERUS DICIPTAKAN.
Ada PROSES MENGENAL satu sama lain secara MENDALAM.
KIDUNG AGUNG menggambarkan PERNIKAHAN itu seperti KEBUN yang penuh dengan BUNGA, POHON ANGGUR yang penuh BUAH, dan semua KEINDAHAN yang ada di dalamnya.
APAKAH semuanya itu bisa TERJADI dengan SENDIRINYA, jika KEBUN TIDAK DIJAGA dan DIRAWAT?
Tentu saja TIDAK!
KEBUN ANGGUR itu DIJAGA dari rubah-rubah kecil yang MERUSAK! (baca ay. 15).
AYO RAWAT PERNIKAHAN kita, hingga kita bisa BAHAGIA SELAMANYA.
Komentar
Posting Komentar