SEPINYA UCAPAN SELAMAT

 

SEPINYA UCAPAN SELAMAT

Lukas 6:27-36

Setiap mendekati akhir tahun, ada satu ISU SENSITIF tapi begitu kerap MUNCUL di masyarakat kita.

Maksudnya adalah tentang BOLEH atau TIDAKNYA mengucapkan "SELAMAT NATAL" kepada orang KRISTEN.

Beberapa orang dari KEPERCAYAAN LAIN atau dari kalangan yang anti NATAL menganggap YESUS TIDAK BENAR-BENAR LAHIR pada 25 Desember atau karena menganggap UCAPAN SELAMAT itu MENCEDERAI IMANNYA.

Hal ini membuat saya merenung: APAKAH mereka TAK MAU MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL memang karena BENCI atau karena HAL LAIN?

Saya pribadi tiap tahun MENGUCAPKAN SELAMAT kepada teman dan keluarga yang BERKEYAKINAN LAIN saat HARI RAYA mereka tiba. 

Tiap orang punya ALASAN BERBEDA.

Namun, APAKAH UCAPAN itu DIBERIKAN atau TIDAK, sebenarnya itu TAK HARUS MENJADI SOAL bagi IMAN kita secara pribadi.

Tentu, IMAN kita akan KARYA YESUS KRISTUS TIDAK AKAN LUNTUR hanya karena orang yang TIDAK PERCAYA pada-NYA TIDAK MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL kepada kita, bukan?

Dan seharusnya TIDAK MEMBUAT kita BERHENTI MENGASIHI atau ENGGAN HIDUP BERSAMA ORANG LAIN yang TIDAK SEIMAN.

INGATLAH bahwa YESUS sendiri MENGASIHI bahkan MATI bagi kita saat kita masih BERDOSA dan MEMUSUHI ALLAH (Rm. 5:8) !

BAGAIMANAPUN NATAL TETAPLAH NATAL walaupun TANPA UCAPAN SELAMAT.

SEPINYA UCAPAN SELAMAT NATAL semestinya tak membuat kita BERSEDIH, tapi justru membuat kita MENGHAYATI kembali KASIH KRISTUS bagi dunia.

Jika IA saja RELA datang MERENDAHKAN DIRI-NYA bagi dunia yang MEMBERONTAK pada-NYA, BUKANKAH KASIH yang SAMA harus kita MILIKI juga.

Mereka yang TAK MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL BELUM TENTU MEMBENCI kita secara PRIBADI.

Bahkan YESUS mengajak kita MENGASIHI MUSUH dan orang yang MEMBENCI kita.

IA mengajak kita MENGASIHI secara RADIKAL, TIDAK MEMANDANG BULU.

Maka, MOMEN NATAL pada akhirnya juga menjadi MOMEN UJIAN bagi kita: SEBERAPA SANGGUP kita BERSIKAP seperti KRISTUS yang SEMPURNA dalam KASIH?