KRITIKUS YANG TULUS



KRITIKUS YANG TULUS
Galatia 2:11-14, Amsal 27:6

“BAIK BURUKNYA Bung Karno, beliau adalah PRESIDEN saya!”

Itu KATA-KATA Bung Hatta yg TERKENAL, sekaligus menunjukkan SIKAPNYA dalam BERPOLITIK.

Sejak TAK MENJADI WAKIL PRESIDEN tahun 1956, Bung Hatta sering MENGKRITIK kebijakan Soekarno.

Namun, KRITIK-KRITIK itu TAK LAHIR dari KEBENCIAN, tapi KEYAKINAN bahwa ada yg SALAH di pemerintahan.

Terlepas dari semua KRITIKNYA, Hatta dan Soekarno MENJAGA HUBUNGAN BAIK.

Tahun 1968, saat Guntur, putra Soekarno MENIKAH, Hatta yg menjadi WALINYA.

Tanggal 19 Juni 1970, 2 hari SEBELUM Soekarno MENINGGAL, Hatta MENJENGUK Soekarno, dan keduanya BERTANGIS-TANGISAN di rumah sakit.

Hatta SEDIH melihat KESEHATAN Soekarno yg makin MEMBURUK.

Ada sesuatu yg harus DIBENAHI-KEYAKINAN itulah yg membuat Hatta MELANCARKAN KRITIK.

Dan KUALITAS KRITIK-KRITIK itu DIPERHITUNGKAN mengingat SANG PENGKRITIK adalah ORANG yg PEDULI, BUKAN PENGKHIANAT.

Ini yg kadang DILUPAKAN banyak orang.

KRITIK, bagi sebagian orang adalah WUJUD EKSPRESI KETIDAKSUKAAN terhadap sesuatu atau seseorang yg dianggap BURUK atau TIDAK LAYAK.

Di ayat-ayat ini, dikisahkan Paulus yg BERSELISIH PAHAM dengan Kefas atau Petrus, dan MENENTANGNYA, karena ia YAKIN bahwa Kefas SALAH.

Di zaman ketika KETERBUKAAN dijunjung tinggi seperti sekarang, APA saja bisa DIPERTANYAKAN, lalu DIKRITIK, bila TAK SESUAI ATURAN.

Di sisi lain, SEMAKIN DEWASA seseorang, SEMAKIN ia MENYADARI bahwa PUJIAN yg BERLIMPAH-LIMPAH TAK SELALU BAGUS bagi jiwanya.

TAK ADA orang yg benar-benar SEMPURNA sehingga ia LEBIH PANTAS untuk DIPUJI-PUJI selalu.

PUJIAN memang NYAMAN didengar, tapi tak membuat kita MENEMUKAN KESALAHAN atau KEKURANGAN kita.

Jadi, daripada menganggap tiap KRITIK adalah SERANGAN, lihat bahwa NYATANYA BANYAK KRITIK yg adalah bentuk PERHATIAN.

KRITIK adalah HAL BAIK, selama KRITIK itu bertujuan untuk KEBAIKAN, BUKAN upaya MELEMAHKAN dan MENJATUHKAN.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BISA JADI BERHALA

MOMEN SEMPURNA

OMBAK DAN SELANCAR