KERJA UNTUK KA(R)YA
KERJA UNTUK KA(R)YA
Efesus 2:10, Yakobus 1:5
Orang MENIKMATI datang ke GALERI atau PAMERAN SENI, mau MEMBAYAR untuk PERTUNJUKAN, KONSER, MEMBELI LUKISAN, dll.
Banyak dari kita menjadikan hal-hal itu sebagai HIBURAN atau PENYEGARAN SETELAH LELAH BEKERJA.
Kita merasa SENI itu memberi KESEGARAN tapi PEKERJAAN kita hanya memberi KELELAHAN.
Ada anggapan jika SENIMAN TAK AKAN BISA BEKERJA seperti PEKERJA KANTORAN dan PEKERJA KANTORAN akan GAGAL jika BEKERJA seperti SENIMAN.
Tapi NYATANYA, kita justru LEBIH KREATIF dalam BEKERJA dan LEBIH MENIKMATI PEKERJAAN kita, jika kita mau MELIHATNYA sebagai KARYA SENI.
Kita perlu MELIHAT PEKERJAAN bukan hanya sebagai CARA agar LEBIH KAYA tapi juga CARA MEMBUAT KARYA.
SENI sebenarnya adalah CARA SENIMAN MENGKOMUNIKASIKAN PERASAAN/PESANNYA kepada MASYARAKAT.
SENIMAN memakai BUDAYA, KONTEKS ZAMAN, dan RANGSANGAN INDERA untuk MENYAMPAIKAN PESAN itu agar PENGARUHNYA LEBIH EFEKTIF.
BUKANKAH dalam BEKERJA, kita pun ingin HASIL KERJA kita MEMBERIKAN PENGARUH?
Kita juga ingin bisa LEBIH EFEKTIF MENYAMPAIKAN PESAN.
TUJUANNYA SAMA!
ARTINYA, kita bisa melihat PEKERJAAN kita sebagai KARYA SENI, dan kita bisa BEKERJA dengan MINDSET SEPERTI SENIMAN.
Contoh, SEBELUM MELUKIS, PELUKIS sudah punya GAMBARAN WUJUD LUKISANNYA NANTI.
Demikian juga SEBELUM BEKERJA, kita mesti punya GAMBARAN APA yg ingin kita HASILKAN.
SENIMAN juga harus menguasai SKILL untuk MENGHASILKAN KARYA HEBAT.
Kitapun harus TERUS MENGASAH SKILL juga.
Para SENIMAN juga SANGAT FOKUS dan MENGHARGAI MOMENTUM.
MUSISI misalnya, TAK PEDULI ia sedang MANDI, begitu MENEMUKAN satu INSPIRASI LAGU, ia akan LANGSUNG MERAIH ALAT MUSIK dan MENCATATNYA.
Dalam BEKERJA, KEBERHASILAN sering kali ditentukan oleh MOMENTUM dan FOKUS kita dalam MENJALANINYA.
TUHAN kita pun adalah SENIMAN.
KARYA-NYA adalah ALAM SEMESTA ini, termasuk kita (Ef. 2:10).
MARI minta ROH ALLAH MEMIMPIN kita dalam BEKERJA.
MINTALAH HIKMAT-NYA (Yak. 1:5) agar kita bisa BEKERJA MENGHASILKAN KARYA yg ISTIMEWA sebagaimana TUHAN kita.
Komentar
Posting Komentar