REPUTASI & JANJI
REPUTASI & JANJI
Matius 5:33-37, Lukas 16:10
BANGUNAN TANPA ATAP akan LEBIH BAIK daripada RUMAH yg ATAPNYA BOCOR.
Orang yg MASUK ke BANGUNAN TANPA ATAP sudah SIAP dan TIDAK AKAN MENGELUH saat hujan membasahi kepalanya.
TIDAK DEMIKIAN dengan yg MASUK ke RUMAH BERATAP BOCOR.
Meski AIRNYA mungkin LEBIH SEDIKIT, tapi KEKECEWAANNYA LEBIH BESAR.
JANJI juga seperti itu.
Orang akan LEBIH KECEWA pada mereka yg memberi BANYAK JANJI tapi kemudian INGKAR daripada kepada mereka yg TAK PERNAH BERJANJI.
Namun, di DUNIA KERJA, JANJI kadang justru seolah DITURUNKAN NILAINYA.
JANJI hanya dijadikan TRIK PROMOSI (BERAPA banyak IKLAN memuat JANJI?).
JANJI hanya dijadikan ALAT MEREDAKAN KOMPLAIN atau untuk MENGUSIR pelanggan "REWEL" (kami akan sampaikan ini ke atasan, kami akan tangani ini secepatnya, dll).
Mungkin kita TIDAK SADAR hal ini karena JANJI-JANJI di atas sepertinya hanya "JANJI KECIL".
Kita toh tetap menepati " JANJI-JANJI BESAR" (biasanya yg dianggap BESAR adalah jika sudah melibatkan UANG BERJUMLAH BESAR).
Tapi, pada kenyataannya, PRINSIP SETIA dalam HAL KECIL ini BERLAKU.
Jika kita TIDAK SETIA dalam JANJI-JANJI kecil, kita cenderung TIDAK SETIA dalam JANJI BESAR.
Ketika kita sudah biasa MEMAKAI BANYAK ALASAN saat MENGINGKARI JANJI KECIL, kita jelas akan punya LEBIH BANYAK ALASAN saat mengingkari JANJI BESAR!
Kita sering kali TIDAK MENYADARI bahwa di ERA KOMPETISI USAHA seperti sekarang ini, REPUTASI adalah yg akan LEBIH BANYAK BICARA.
REPUTASI jelas SANGAT BERKAITAN dengan BAGAIMANA kita MENEPATI JANJI.
SOLUSINYA BUKAN dengan TAK USAH BERJANJI, karena itu justru membuat kita tampak TIDAK KREDIBEL.
Tapi, MULAILAH memperlakukan JANJI sebagai satu hal yg PENTING.
JANJI adalah UTANG.
Tapi, lebih dari itu JANJI yg DITEPATI akan MENAIKKAN NILAI kita di mata masyarakat.
Komentar
Posting Komentar