JANJI PALSU

 



JANJI PALSU

Mazmur 5:7, Yehezkiel 17:18-19, Matius 5:37


Bagi seorang pemimpin, KEPERCAYAAN adalah hal yang seharusnya ia JAGA dengan SEBAIK-BAIKNYA. 


Pemimpin yang TAK LAGI DIPERCAYA adalah pemimpin yang TAK PUNYA lagi KREDIBILITAS.


Ini tidak hanya bicara mengenai JANJI-JANJI BESAR, tapi juga JANJI yang sepertinya REMEH dan KECIL.


Contoh: BERJANJI akan MEMBERI BONUS atau mengadakan PERAYAAN jika PROYEK yang dikerjakan BERHASIL.


Tapi, saat PROYEK itu sudah BERHASIL, BONUS TIDAK DIBERIKAN, PERAYAAN juga TAK ADA.


Ini BUKAN soal NILAINYA, tapi ini soal KECEWANYA karyawan karena UCAPAN pemimpinnya TAK BISA DIPERCAYA.


Ada kalanya pemimpin memakai JANJI sekadar sebagai ALAT untuk MENDORONG KINERJA, bahkan sebagai PEMANIS BIBIR agar orang LEBIH YAKIN pada dirinya.


Kadang juga terjadi, seorang manajer yang INGIN MENINGKATKAN SEMANGAT timnya lalu MEMBERI JANJI-JANJI tertentu.


Tapi ternyata JANJI itu TIDAK LEBIH DULU DIKONSULTASIKAN ke pimpinan di atasnya.


Maka, ketika JANJI itu TAK BISA DIREALISASIKAN, ia dengan mudah BERALASAN pimpinan TIDAK MENYETUJUI.


Ini pun SAMA saja.


BERJANJI tapi TAK MENEPATI adalah hal yang dipandang JAHAT oleh ALLAH (bdk. Mzm. 5:7, Yeh. 17:18-19).


YESUS juga berkata, jika YA katakan YA, jika TIDAK katakan TIDAK, di luar itu adalah dari si jahat (Mat. 5:37).


Maka, sebelum BERJANJI, PASTIKAN kita dapat MENEPATINYA.


Jika hal itu melibatkan orang lain, PASTIKAN dulu ada KESEPAKATAN.


Bagi seorang pemimpin, MENEPATI JANJI adalah hal yang MEMBANGUN KREDIBILITAS dan REPUTASINYA. 


Sebab tanpa dua hal itu, maka pemimpin akan KEHILANGAN KEPERCAYAAN dari bawahannya.


Dan itu akan SULIT untuk DIDAPATKAN lagi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BISA JADI BERHALA

MOMEN SEMPURNA

OMBAK DAN SELANCAR