PENGIKUT YANG BAIK DULU
PENGIKUT YANG BAIK DULU
Matius 20:20-28
Sebuah kata bijak berkata, "Kita berhak MEMERINTAH sebatas kita mau MELAYANI."
ARTINYA, SEBELUM kita bisa menjadi PEMIMPIN kita harus bisa menjadi PENGIKUT yang BERSEDIA MELAYANI LEBIH DULU.
Seorang uskup bernama Fulton J. Sheen berkata, "Situasi menjadi BERMASALAH ketika ORANG yang TAK PERNAH BELAJAR TAAT diberi HAK untuk MEMERINTAH."
Seorang PEMIMPIN yang BAIK adalah seorang PENGIKUT yang BAIK.
PEMIMPIN yang BAIK tahu apa artinya BERADA DI BAWAH WEWENANG sehingga memiliki pengertian seperti apa WEWENANG harus DIJALANKAN.
Daud adalah PEMIMPIN yang BAIK.
KUALITAS KEPEMIMPINANNYA sudah terlihat jelas ketika dia menjadi PENGIKUT yang BAIK.
Daud adalah PENGIKUT yang BAIK, yang SETIA, dan yang TAAT kepada OTORITAS, bahkan ketika Saul yang pada waktu itu menjadi PIMPINANNYA BERTINDAK SEWENANG-WENANG kepadanya.
Jika kita pernah merasakan BERADA DI BAWAH, maka kita akan menjadi PEMIMPIN yang mudah punya EMPATI kepada ORANG-ORANG yang kita PIMPIN.
Untuk ALASAN yang SAMA, konon Sri Sultan Hamengku Buwono IX, raja keraton Yogyakarta, kerap MENYAMAR menjadi RAKYAT KECIL.
TUJUANNYA sederhana, supaya dia bisa MERASAKAN seperti apa menjadi RAKYAT KECIL itu.
Dengan dia memposisikan sebagai "PENGIKUT", maka Sri Sultan bisa MENJALANKAN KEPEMIMPINAN dengan LEBIH BIJAK lagi.
INGATLAH bahwa SYARAT untuk MEMIMPIN adalah menjadi PENGIKUT yang BAIK LEBIH DULU.
Karena itu, APAPUN POSISI kita saat ini, BELAJARLAH untuk MENUNDUKKAN DIRI dan BERSIKAP HORMAT kepada PEMIMPIN kita, sekalipun PEMIMPIN kita BUKANLAH ORANG yang SEMPURNA dan masih punya KEKURANGAN DI SANA SINI.
Jika kita menjadi PENGIKUT yang BAIK, maka kita akan menjadi PEMIMPIN yang RENDAH HATI dan BIJAK.
Selama kita BELUM menjadi PENGIKUT yang BAIK, MUSTAHIL kita bisa MEMIMPIN ORANG LAIN dengan BAIK.
Komentar
Posting Komentar