MENILAI DENGAN BIJAK

 

MENILAI DENGAN BIJAK

Amsal 10: 22

Kita berpikir orang SUKSES tentu karena PINTAR, ULET, PEKERJA KERAS, dan KELEBIHAN-KELEBIHAN LAINNYA.

Memang BETUL bahwa KEPINTARAN, KEULETAN, dan KERJA KERAS bisa membuat seseorang jadi SUKSES. 

Tapi PERNAHKAH kita menjumpai ORANG yang PINTAR, RAJIN, dan PEKERJA KERAS, tapi TIDAK kunjung meraih SUKSES?

Kalau benar SEMUA ORANG PINTAR PASTI SUKSES, BUKANKAH SEMUA ORANG PINTAR harusnya jadi KAYA?

Kalau memang SEMUA ORANG yang RAJIN BEKERJA PASTI SUKSES, MENGAPA masih ada ORANG yang SUBUH-SUBUH SUDAH BEKERJA hingga LARUT MALAM tapi HASIL yang DIDAPATKAN BIASA-BIASA saja?

Morgan Housel, penulis buku laris THE PSYCHOLOGY OF MONEY, berkata "HATI-HATI dengan SIAPA yang Anda PUJI dan KAGUMI. HATI-HATI juga dengan SIAPA yang Anda REMEHKAN. SADARILAH bahwa TIDAK SEMUA KEBERHASILAN disebabkan karena KERJA KERAS dan TIDAK SEMUA KEMISKINAN disebabkan karena KEMALASAN. INGATLAH hal ini dalam MENILAI SESEORANG, termasuk DIRI KITA SENDIRI."

Maka benar apa kata FIRMAN TUHAN, "BERKAT TUHAN-lah yang menjadikan KAYA, SUSAH PAYAH TIDAK AKAN MENAMBAHINYA." (Ams. 10:22).

JANGAN SALAH TAFSIR, ayat ini TIDAK MENGAJAK kita untuk SANTAI-SANTAI dan BERMALAS-MALASAN, toh REZEKI itu TUHAN yang ATUR.

BUKAN SEPERTI ITU PENGERTIANNYA.

LAKUKAN BAGIAN kita yaitu BEKERJA dengan RAJIN, tapi soal BERKAT kita harus MENYADARI bahwa TUHANLAH yang MEMBERIKANNYA kepada kita.

Itu sebabnya TIDAK BOLEH kita MENGANDALKAN KEKUATAN DIRI KITA SENDIRI.

ANDALKAN TUHAN SENANTIASA.

Di sisi lain kita TIDAK BOLEH MEREMEHKAN mereka yang MASIH BERGELUT dengan MASALAH FINANSIAL mereka.

BELUM TENTU mereka MALAS.

Mereka mungkin MASIH harus menjalani PROSES. 

MILIKILAH PRINSIP sesederhana ini; kalau kita SUKSES, itu karena PERTOLONGAN TUHAN.

Kalau kita MASIH harus BERGUMUL, JANGAN HAKIMI DIRI KITA SENDIRI yang TIDAK MAMPU atau KURANG KERJA KERAS, tapi ANGGAPLAH ini adalah MASA MENUNGGU JANJI TUHAN DIGENAPI dalam HIDUP kita.