JATI DIRI
JATI DIRI
Mazmur 73
JANGAN SAMPAI JATI DIRI kita MENYATU dengan:
- PEKERJAAN, sebab ketika PEKERJAAN kita BANGKRUT, BANGKRUT juga JATI DIRI kita.
- KARIER, sebab ketika KARIER tidak kunjung naik tapi malah MEROSOT, MEROSOT juga jati diri kita.
- JABATAN, sebab ketika kita TIDAK lagi BERKUASA maka kita akan merasa jadi orang TIADA GUNA.
- UANG, sebab ketika UANG HILANG maka seolah HIDUP kita juga LENYAP.
- MERK, sebab ketika kita TIDAK LAGI MENGENAKAN BARANG BERMEREK, kita jadi KEHILANGAN KEPERCAYAAN DIRI.
JANGAN biarkan JATI DIRI MENYATU dengan APAPUN juga, selain TUHAN!
Ketika JATI DIRI kita MENYATU dengan TUHAN, maka kita tidak akan takut KEHILANGAN sebab kita sudah MEMILIKI SEGALA-GALANYA.
Jika kita MEMILIKI TUHAN (yg TERPENTING), yg lain menjadi tidak penting lagi.
Jika kita sudah MENYATU dengan SUMBER, APAKAH kita masih harus TAKUT KEHILANGAN?
Awalnya, pemazmur CEMBURU pada KEMUJURAN orang-orang fasik.
Mereka BERBUAT JAHAT tapi malah MENDAPATKAN SEGALANYA.
Mereka hidup dalam KESENANGAN dan HAWA NAFSU yg tiada habisnya.
Barulah ketika Pemazmur MASUK ke dalam TEMPAT KUDUS ALLAH, Pemazmur mengetahui bahwa orang fasik itu IBARAT BERDIRI di TEMPAT-TEMPAT LICIN.
Sekali TERGELINCIR, HABIS, HANCUR, dan BINASALAH mereka (ay. 18-19).
JATI DIRINYA akan ikut LENYAP pada saat apa yg mereka miliki LENYAP.
Itu sebabnya Pemazmur MEMANDANG kepada ALLAH dan mengatakan bahwa selain ALLAH, TIDAK ADA yg dia INGINI di bumi (ay. 25).
Bahkan, sekalipun semuanya LENYAP, bagian HIDUPNYA TETAPLAH ALLAH SELAMA-LAMANYA (ay. 26).
DI MANAKAH kita MENYATUKAN JATI DIRI kita?
APAKAH kepada sesuatu yg FANA dan bisa LENYAP?
ATAUKAH kepada ALLAH?
Komentar
Posting Komentar