SIBUK BAGI TUHAN?
SIBUK BAGI TUHAN?
Lukas 10:38-42, Roma 7:4
Ada banyak orang MENGELUH ia sangat SIBUK sehingga TAK PUNYA WAKTU untuk keluarga, hiburan, bersosialisasi, dll.
Tapi, sebenarnya SIBUK atau TIDAK SIBUK itu LEBIH DITENTUKAN oleh DIRI KITA SENDIRI.
Kita selalu bisa memilih MENYIBUKKAN DIRI dengan MENGISI TIAP JAM bahkan TIAP MENIT dengan AKTIVITAS A, B, C, D.
Pertanyaannya, APAKAH kita memang HARUS MELAKUKAN SEMUA itu di WAKTU TERSEBUT?
BISA JADI ada hal yg:
- Bisa DILAKUKAN NANTI,
- Seharusnya bisa DIKERJAKAN ORANG LAIN,
- Sebenarnya TIDAK PERLU DILAKUKAN, atau TIDAK LEBIH PENTING dari HAL LAIN, dst.
Itu sebabnya SIBUK itu BEDA dengan PRODUKTIF, BERBUAH, atau MEMBERI HASIL.
Bahkan PENGANGGURAN bisa TAMPAK SIBUK (2 Tesalonika 3:10-11).
Dalam aktivitas ROHANI atau PELAYANAN, misalnya, kita bisa tampak SANGAT SIBUK.
Kita merasa kita SIBUK bagi TUHAN.
Saking SIBUKNYA, kita TIDAK PUNYA WAKTU untuk HAL LAIN.
Dari WAKTU ke WAKTU diisi dengan IBADAH, PELAYANAN, LATIHAN PELAYANAN, RAPAT GEREJA, ikut AKTIVITAS INI ITU, dst.
IRONISNYA, KELUARGA kita justru KURANG DIPERHATIKAN.
Kita MELALAIKAN KEWAJIBAN kita kepada orang lain dengan ALASAN SIBUK PELAYANAN atau IBADAH.
Yg tidak kalah sering, kita bahkan juga jadi TAK PUNYA WAKTU untuk MENJALIN HUBUNGAN PRIBADI dengan TUHAN.
Ini BUKAN BERARTI PELAYANAN, IBADAH, dll adalah HAL TAK BERGUNA (1 Tim. 4:8).
Contohnya, kisah Marta yg TERLALU SIBUK dengan BERBAGAI URUSAN sehingga justru MENGABAIKAN HAL yg PALING UTAMA: KEHENDAK TUHAN.
Nyatanya, TUHAN TIDAK PERNAH MEMINTA kita untuk SIBUK bagi-NYA, tapi yg lA minta adalah agar kita BERBUAH bagi DIA (Rm. 7:4).
BERBUAH bagi TUHAN hanya dapat dilakukan jika kita MENYERAHKAN DIRI kita kepada ALLAH, yaitu dengan MEMAHAMI dan MELAKUKAN KEHENDAK-NYA.
Dan MEMERHATIKAN KELUARGA, MENJALIN PERSAHABATAN, BEKERJA KERAS, dan tentunya punya WAKTU PRIBADI dengan TUHAN, adalah BAGIAN dari KEHENDAK-NYA atas kita.
Komentar
Posting Komentar