UJIAN IMAN
UJIAN IMAN
Ayub 1
Kita sering MENGAITKAN antara IMAN dan MUKJIZAT.
Jika mengalami MUKJIZAT pertolongan TUHAN maka orang beranggapan bahwa IMAN orang itu tentu LUAR BIASA.
Di satu sisi ada BENARNYA bahwa IMAN memang bisa membuat hal-hal yang TIDAK MUNGKIN MENJADI MUNGKIN.
IMAN memang bisa mengerjakan PERKARA-PERKARA BESAR yang MENGHERANKAN.
Namun sesungguhnya UJIAN IMAN BUKAN HANYA soal dari SAKIT MENJADI SEMBUH, dari MISKIN MENJADI KAYA, dari MASALAH yang RUMIT akhirnya MENDAPATKAN SOLUSI.
UJIAN IMAN justru saat APA yang ADA pada kita DIAMBIL oleh TUHAN, APAKAH kita TETAP MEMPERCAYAI DIA sebagai BAPA yang BAIK?
UJIAN IMAN yang dialami oleh:
- ABRAHAM
BUKAN soal BAGAIMANA TERNAKNYA DIBERKATI.
Namun justru pada saat Ishak, ANAKNYA yang ia KASIHI, hendak DIAMBIL daripadanya.
APAKAH Abraham TETAP TAAT dan PERCAYA ATAUKAH Abraham MEMILIH MENGGENGGAM ERAT Ishak?
Ketika Abraham RELA MEMPERSEMBAHKAN Ishak di gunung Tuhan, saat itulah IMANNYA TERUJI.
- AYUB
Ketika semua yang ada padanya DIAMBIL oleh TUHAN, APAKAH Ayub tetap PERCAYA dan MENYEMBAH TUHAN?
Ketika Ayub berkata, "TUHAN yang MEMBERI, TUHAN yang MENGAMBIL, TERPUJILAH nama TUHAN!", saat itulah Ayub LULUS UJIAN IMAN.
UJIAN IMAN BUKAN soal BAGAIMANA kita DIBERKATI.
UJIAN IMAN adalah soal seperti APA RESPONS kita jika APA yang ada pada kita DIAMBIL oleh TUHAN.
Sekalipun SEMUANYA DIAMBIL daripada kita, masih TERSISA TUHAN dalam HIDUP kita.
SEMUA BOLEH DIAMBIL tapi IMAN kita kepada TUHAN TIDAK IKUT TERCABUT! (Mzm. 73:26).
Butuh KEDEWASAAN ROHANI untuk bisa memiliki RESPONS IMAN seperti ini.
IMAN KANAK-KANAK TIDAK akan bisa BERESPONS seperti ini.
IMAN KANAK-KANAK adalah soal APA yang kita INGINKAN, tapi IMAN yang DEWASA adalah soal APA KEHENDAK TUHAN bagi HIDUP kita.
IMAN KANAK-KANAK adalah soal KEHENDAK KITA, tapi IMAN yang DEWASA adalah PERCAYA kepada KEHENDAK BAPA.
Komentar
Posting Komentar