MEMBANTAI KARENA TUGAS

 

MEMBANTAI KARENA TUGAS

Kejadian 39, Matius 2:16-18

Salah satu PROFESI yang kerap dijadikan CONTOH mengenai KETAATAN atau KEPATUHAN adalah PRAJURIT atau TENTARA. 

Sejak awal, seorang PRAJURIT selalu DIDIDIK untuk selalu TAAT pada komando atasannya dan sang atasan pun harus PATUH kepada atasannya lagi. 

Adolf Eichmann mungkin bisa dibilang PERWIRA MILITER yang punya KETAATAN SANGAT BESAR. 

Setidaknya itulah yang ia AKUI saat DISIDANG, karena BERTANGGUNG JAWAB telah mengirim jutaan orang Yahudi ke kamar gas Nazi, selalu berkata bahwa ia HANYA MENJALANKAN TUGAS.

Karena itu, ia TAK MENYESAL karena baginya ia adalah PRAJURIT yang PATUH pada PERINTAH ATASANNYA, Adolf Hitler.

2000 tahun lalu, para bayi laki-laki di Betlehem harus DIBANTAI.

PENYEBABNYA?

PERINTAH raja Herodes yang PARANOID, TAKUT TAKHTANYA DIGULINGKAN oleh bayi yang belum genap 2 tahun usianya.

Jika kita menjadi prajurit-prajurit Herodes, TIDAKKAH ini akan menjadi sebuah TUGAS yang kita tahu AMAT SALAH secara MORAL?

Namun, FAKTANYA PEMBANTAIAN itu TETAP DILAKUKAN. 

Seperti Eichmann, para prajurit itu mungkin juga BERALASAN hanya MENJALANKAN PERINTAH dari atasan.

Kita mungkin TIDAK PERNAH DIPERINTAHKAN untuk MENGHABISI NYAWA ORANG LAIN oleh atasan kita. 

Namun mungkin kita PERNAH DIPERINTAHKAN MELAKUKAN sesuatu yang kita TAHU itu SALAH.

Atau mungkin kita tahu ada HAL-HAL dan POLICY di tempat kerja yang BERLAWANAN dengan NURANI kita, terutama sebagai ORANG PERCAYA.

APA yang akan kita LAKUKAN? 

AKANKAH kita tetap MELAKUKANNYA dengan ALASAN hanya MENJALANKAN PERINTAH atasan?

BANDINGKAN dengan Yusuf.

Sebagai budak Potifar, ia jelas PATUH pada Potifar dan istrinya.

Itu yang membuatnya DIPERCAYA.

Tapi, saat PERINTAH istri Potifar BERLAWANAN dengan PERINTAH RAJA DI ATAS SEGALA RAJA, ia PILIH MENAATI TUHAN.

la memang DIPENJARA, tapi INTEGRITASNYA tetap HARUM dan itulah yang turut mengantarnya menjadi PENGUASA di Mesir.

TAAT adalah HAL yang BAIK, tapi KETAATAN harus disertai dengan INTEGRITAS pada KEBENARAN.