MAKSIMAL VS OPTIMAL



MAKSIMAL VS OPTIMAL
Kolose 4:1

Speedometer mobil standar (city car) biasanya MENCAPAI 180- 220 km/jam.

Namun, PERNAHKAH Anda MEMACU city car Anda HINGGA 140 km/jam?

Mungkin ADA yg pernah MELAKUKANNYA.

Tapi, BERAPA sering?

Tidak hanya soal KEAMANAN, sering mengemudikan mobil standar (bukan mobil balap) dengan KECEPATAN SETINGGI itu juga akan membuat UMUR mobil Anda TIDAK LAMA.

Mobil Anda BUKANNYA TIDAK BISA dikemudikan dengan KECEPATAN SETINGGI itu.

Pabrik sudah memasang SISTEM dan MESIN yg CUKUP untuk itu.

Tapi, itu adalah KEMAMPUAN MAKSIMAL mobil Anda.

Itu sebabnya, mobil yg biasa dipakai untuk BALAP biasanya TAK BERUSIA LAMA dan harus sering DIPERBAIKI dan DIGANTI komponen-komponennya.

Dalam DUNIA KERJA, ada perusahaan yg suka MEMACU karyawannya agar MAKSIMAL.

BEBAN KERJA bertumpuk, TENGGAT WAKTU sempit, MOBILITAS sangat tinggi, TAK ADA TOLERANSI bagi KESALAHAN sekecil apapun, dsb.

Namun, seperti MESIN mobil tadi, jika terus dilakukan, mereka pasti akan mengalami BURNOUT.

Ada perusahaan yg MUDAH saja; GAGAL memenuhi ekspektasi, tinggal GANTI dengan yg lain.

Tapi, untuk memunculkan KUALITAS TERBAIK karyawan-karyawan Anda, MEMAKSIMALKAN mereka BUKAN SATU-SATUNYA CARA.

Ada CARA lain yaitu MENGOPTIMALKAN mereka.

OPTIMAL beda dengan MAKSIMAL.

MENGOPTIMALKAN karyawan adalah membuat mereka bisa mengeluarkan KEMAMPUAN TERTINGGI tanpa "MERUSAK" diri mereka.

BUKAN membuat mereka BEKERJA 14 jam sehari, tapi membuat mereka bisa MEMANFAATKAN 8 jam sehari untuk MENGERJAKAN yg memang PENTING.

Bukan sekadar memasang TARGET SANGAT TINGGI dan WAJIB DIPENUHI, tapi MELATIH mereka MEMANFAATKAN tiap PELUANG agar GOAL.

BUKAN sekadar MENUNTUT tapi MEMBEKALI dan MEMPERLENGKAPI karyawan.

Inilah prinsip ADIL & JUJUR yg dinasihatkan FIRMAN TUHAN (Kol. 4:1).

ADIL artinya tak hanya MEMINTA tapi juga MEMBERI.

Ini BUKAN hanya soal UANG, tapi juga termasuk dalam hal KEMAMPUAN.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OMBAK DAN SELANCAR

BERPIKIR KRITIS

MELADENI PERBANTAHAN?