MENILAI DIRI SENDIRI
MENILAI DIRI SENDIRI
Matius 7:1-5
Seorang ibu MENDENGAR seorang pria BERBICARA di telepon umum: "Halo, Pak, saya menelepon untuk mengetahui APAKAH Anda MEMBUTUHKAN orang pemotong rumput. Oh, Anda SUDAH PUNYA. Yah, baiklah kalau begitu. Emm, kalau boleh saya tahu, APAKAH KERJANYA BAGUS? Sebab kalau tidak, saya yakin saya dapat BEKERJA LEBIH BAGUS. Oh, BAGUS? Baik, Pak, terima kasih, maaf sudah menganggu.”
Si ibu lalu berkata pada pria tadi: "Aku ikut SEDIH, Anda TIDAK MENDAPATKAN PEKERJAAN itu."
Pria itu kemudian menjawab: “Oh, tidak, Bu. Saya MENDAPAT PEKERJAAN itu. Saya menelepon hanya untuk MENGECEK DIRI saya sendiri.”
ALKITAB memang MENGIMBAU kita untuk TIDAK MENGHAKIMI orang lain.
Tapi dalam IMBAUAN itu tersirat IMBAUAN lain yg LEBIH PENTING, yakni keharusan untuk kita MENILAI DIRI SENDIRI, bahkan Paulus MENGATAKANNYA dengan jelas (2 Kor 13:5).
TIDAK PERLU MENGHAKIMI ORANG LAIN, tapi kita jelas perlu MENILAI dan MENGHAKIMI DIRI SENDIRI.
Ketika BEKERJA, kita sering kali sudah merasa PUAS.
Kita merasa TIDAK TERGANTIKAN.
Kita merasa YAKIN bahwa jasa, produk, dan pengetahuan kita sudah PASTI akan SELALU DIBUTUHKAN.
Pada saat inilah kita LUPA bahwa ada satu FAKTA PENTING yg sudah pasti terjadi, yakni PERUBAHAN.
Jika kita tetap BERSIKAP SAMA, sementara dunia di luar BERUBAH dan BERKEMBANG, maka tinggal MENUNGGU WAKTU saja hingga akhirnya kita benar-benar KETINGGALAN.
Pada saat itu terjadi, kita sudah KESULITAN untuk MENGEJAR KETINGGALAN.
Jasa, produk, dan pengetahuan yg kita TAWARKAN pun TIDAK AKAN ADA GUNANYA lagi.
Sebab itu, di tengah dunia yg terus-menerus BERUBAH, ada baiknya kita MEMERIKSA DIRI secara BERKALA.
Sehingga dengan demikian kita bisa terus MENYESUAIKAN DIRI dengan PERUBAHAN dan PERKEMBANGAN ZAMAN.
HAL TRAGIS yg dialami brand-brand macam Nokia, Blackberry, atau Kodak kiranya sudah cukup MEMBERIKAN PELAJARAN untuk kita tidak terjebak dalam KEADAAN yg SAMA.
Komentar
Posting Komentar