MENIKMATI HIDUP

 

MENIKMATI HIDUP

Pengkhotbah 5:7-19

Ketika saya LIBURAN bersama keluarga dari Solo menuju Bali PULANG PERGI dengan NAIK MOBIL, banyak teman saya mengomentari “ITU SANGAT MELELAHKAN”.

Sedangkan saya dan keluarga MENGANGGAPNYA BIASA SAJA, TIDAK MELELAHKAN tapi justru MENYENANGKAN.

KUNCINYA adalah BUKAN SEKADAR sampai ke TUJUAN, tetapi APAKAH kita bisa MENIKMATI perjalanan tersebut?

Jika kita TIDAK BISA MENIKMATI perjalanannya, maka menempuh jarak sejauh itu tentu SANGAT MENYIKSA.

"PRINSIP MENIKMATI" inilah yg kerap kita LUPAKAN dalam MENJALANI HIDUP.

Kita kerap MELAKUKAN sesuatu yg kita sendiri TIDAK BISA MENIKMATI, tentu ini hal yg SANGAT MENYIKSA.

Banyak orang MENIKAH tapi TUJUANNYA MENIKAH sekadar mendapat STATUS saja, yaitu bahwa dia SUDAH MENIKAH.

Ujung-ujungnya, ia TIDAK MENIKMATI PERNIKAHANNYA.

PERNIKAHANNYA terasa HAMBAR, MEMBOSANKAN, dan ujung-ujungnya mulai "ANEH-ANEH".

Banyak orang BEKERJA, tapi TIDAK BISA MENIKMATI apa yg ia KERJAKAN.

BEKERJA lebih karena DAPUR harus MENGEPUL. 

Memang benar kita harus BERTANGGUNG JAWAB dalam MEMBERI NAFKAH, tapi bukankah seharusnya kita MENCARI PEKERJAAN yg kita bisa MENIKMATI saat melakukannya?

BAGAIMANA jika TIDAK KETEMU PEKERJAAN seperti itu?

Kitalah yg harus BERUSAHA MENCINTAI dan MENIKMATI PEKERJAAN kita sekarang! 

DIKARUNIAI KEKAYAAN itu BAIK.

Tapi yg LEBIH BAIK adalah punya KUASA untuk MENIKMATI dan untuk MENERIMA BAGIAN dari KEKAYAAN tersebut.

DIKARUNIAI PEKERJAAN yg BAIK itu BERKAT, tapi LEBIH BAHAGIA lagi kalau bisa BERSUKACITA dalam JERIH PAYAH yg sudah kita LAKUKAN (ay. 18).

APAKAH selama ini kita sudah MENIKMATI segala KARUNIA yg TUHAN BERI kepada kita? 

MENIKMATI:

- PERNIKAHAN dan KELUARGA. 

- JERIH LELAH dalam PEKERJAAN. 

- PELAYANAN yg kita lakukan. 

- BERKAT dan KEKAYAAN yg TUHAN BERIKAN.

JANGAN SEKADAR HIDUP, tapi BELAJARLAH untuk MENIKMATI HIDUP!

MENIKMATI HIDUP BUKAN hanya ketika HIDUP terasa MENYENANGKAN, tapi juga di SEMUA MUSIM KEHIDUPAN.