HIDUP YANG TERBATAS
HIDUP YANG TERBATAS
Pengkhotbah 7:1-10
Mungkin kita KAGUM dengan berbagai KESUKSESAN yg diraih Raja Salomo muda.
Ia mengalami MASA-MASA KEJAYAAN dan NAMANYA begitu MASYHUR di antara bangsa-bangsa.
Raja Salomo boleh dibilang MENIKMATI LEVEL KEHIDUPAN TERBAIK secara duniawi.
Tapi ketika kita membaca tulisannya di kitab Pengkhotbah, kita menangkap SEGALA KEKAYAAN yg DINIKMATINYA seolah ia TANGGAPI dengan NADA SINIS, bahkan ia melihat segala KENIKMATAN HIDUP yg sudah ia rasakan sebagai KESIA-SIAAN BELAKA.
1. Ia menulis bahwa NAMA HARUM LEBIH BAIK dari MINYAK yg MAHAL dan HARI KEMATIAN LEBIH BAIK dari HARI KELAHIRAN (ay. 1).
Ini adalah pengingat bagi kita tentang HAKIKAT HIDUP ini.
HIDUP MANUSIA begitu TERBATAS dan lambat laun setiap MANUSIA (terpelajar atau bodoh, kaya atau miskin) akan menghadapi KEMATIAN.
Ketika hal itu TERJADI, WARISAN seperti APA yg akan kita TINGGALKAN bagi anak cucu kita?
2. Salomo menyatakan bahwa PERGI ke RUMAH DUKA LEBIH BAIK daripada PERGI ke RUMAH PESTA (ay. 2).
la juga menegaskan: HENDAKLAH orang yg hidup MEMERHATIKANNYA.
Berada di RUMAH DUKA akan mengingatkan kita KETERBATASAN HIDUP kita.
Ketika kita HIDUP, kita masih bisa MENGHIBUR mereka yg BERDUKA, tapi suatu hari nanti kitalah yg TERBARING TAK BERDAYA sementara orang lain datang MENGHIBUR keluarga yg kita TINGGALKAN.
HIDUPLAH LEBIH BIJAK, selagi TUHAN mengaruniakan HIDUP untuk kita JALANI dan hal-hal di dalamnya untuk kita NIKMATI, SADARILAH bahwa semua itu dari TUHAN.
Jika kita ingat ini, sudah semestinya kita RENDAH HATI dan TIDAK EGOIS hanya menuruti KEINGINAN DIRI SENDIRI.
Sudah semestinya kita MENJALANI WAKTU HIDUP ini dengan LEBIH FOKUS pada MENAATI PANGGILAN untuk HIDUP MEMULIAKAN TUHAN dan MENJADI BERKAT bagi sesama.
MENGAPA?
Karena kita TIDAK PERNAH TAHU sampai KAPAN kita punya WAKTU untuk MELAKUKANNYA.
Komentar
Posting Komentar