TIDAK MUNGKIN BISA?

 

TIDAK MUNGKIN BISA?

Pengkhotbah 9:10-12

Seseorang BERKOMENTAR kepada anak usia 3 tahun: "Anak ini TAK BISA MENULIS, TIDAK BISA BERHITUNG, dan KOSAKATANYA TERBATAS. Sepertinya MASA DEPANNYA SURAM." 

Kebanyakan kita akan merasa itu PENILAIAN yang ANEH dan NGAWUR.

KENAPA?

Karena kita TAHU, untuk anak usia 3 tahun, kita masih punya SANGAT BANYAK WAKTU untuk MENGAJARKAN semua hal itu kepadanya.

BAGAIMANA jika seseorang MEMBERI PENILAIAN seperti ini kepada seorang PEMUDA: "Dia TAK AKAN BISA MEMIMPIN, ia TAK AKAN JADI SIAPA-SIAPA, dia TIDAK AKAN JADI ORANG SUKSES."

Jika yang DINILAI adalah ANAK MUDA, mungkin kita LEBIH SERING MENDENGARNYA, bukan?

BAGAIMANA jika DILONTARKAN kepada seorang yang USIANYA sudah LEBIH TUA, sudah 40an tahun, misalnya?

Kita mungkin LEBIH SERING LAGI MENDENGARNYA.

Bahkan mungkin KITA SENDIRI PERNAH BERKOMENTAR seperti itu?

Atau malah kita MENUJUKAN PENILAIAN seperti itu kepada DIRI KITA SENDIRI?

COBA RENUNGKAN, APA BEDANYA dengan KOMENTAR kepada anak 3 tahun tadi? 

APAKAH KARENA USIANYA BEDA lalu PENILAIAN seperti itu dianggap LEBIH TEPAT?

APAKAH orang berusia 40 atau 50 tahun TAK BISA BELAJAR MEMIMPIN, TAK MUNGKIN BISA menghasilkan satu KARYA yang SUKSES?

Tentu saja mereka BISA!

Banyak CONTOHNYA.

Tapi, kita sering MENARUH BATAS-BATAS SEPERTI ITU, baik terhadap ORANG LAIN, dan lebih sering kepada DIRI SENDIRI.

Jika semua hal bisa DIMULAI atau DIPELAJARI dari SEKARANG, KENAPA kita suka BERSIKAP seolah semua sudah TERLAMBAT?

Bisa jadi kita KALAH LANGKAH karena orang lain sudah MULAI LEBIH DAHULU.

Tapi, yang LEBIH BURUK dari KALAH LANGKAH adalah TAK MAU MELANGKAH.

INGAT, BELUM TENTU mereka yang LEBIH DAHULU MULAI pasti LEBIH BERHASIL dari yang DATANG BELAKANGAN! (baca ay. 11).

Karena itu, LAKUKAN saja APA yang masih bisa kita LAKUKAN dengan SEGENAP TENAGA (ay. 10).

Selama masih ada WAKTU, masih ada pula KESEMPATAN untuk kita LEBIH MAJU.