MAU MENDENGARKAN
MAU MENDENGARKAN
2 Raja-Raja 5:1-14
Setiap WAKTU pasti BANYAK yang kita DENGAR.
Tapi untuk MENDENGARKAN, sering kali TAK BANYAK yang kita DENGARKAN.
MENDENGARKAN BUKAN SEKADAR MENDENGAR.
MENDENGARKAN adalah USAHA atau TINDAKAN AKTIF yang membutuhkan FOKUS dan juga KOMITMEN agar kita benar-benar MEMAHAMI sesuatu.
MENDENGARKAN juga semestinya dikuti RESPONS LANJUTAN, entah dengan TINDAKAN atau PERUBAHAN.
Maka, untuk bisa MENDENGARKAN, pertama-tama kita butuh SIKAP RENDAH HATI.
Naaman adalah PANGLIMA Aram yang SANGAT DISAYANGI raja Aram (ay. 1).
Tapi ternyata Naaman MENDERITA KUSTA.
BERUNTUNG Naaman BUKAN orang Israel, karena ia TIDAK DIKUCILKAN dan tetap bisa menjadi PANGLIMA.
Meski demikian, KUSTA tetap KONDISI yang MEMALUKAN dan di masa itu dianggap TAK BISA DISEMBUHKAN.
Bisa dibayangkan Naaman mungkin PESIMIS dengan masa depannya.
Hingga kemudian TITIK CERAH MUNCUL dan itu datang dari SUMBER TAK TERDUGA.
Seorang GADIS KECIL Israel yang menjadi BUDAK istrinya MEMBERI TAHU tentang Elisa kepada nyonyanya.
Sang panglima besar MENDENGARKAN SARAN BUDAK KECIL itu.
la RELA DATANG ke Israel.
Namun, di sana ia sempat TERSINGGUNG, hampir MARAH dan PULANG, karena:
1. Elisa TAK MAU MENEMUINYA.
2. Ia DIMINTA MANDI di sungai Yordan.
Tapi ia kembali MENDENGARKAN NASIHAT para pegawainya.
Naaman akhirnya TAAT dan KESEMBUHAN pun TERJADI!
Andai Naaman TAK MAU MENDENGARKAN SARAN SI BUDAK KECIL, andai Naaman ENGGAN MENDENGARKAN SARAN PEGAWAINYA, ia mungkin tetap KUSTA.
BAGAIMANA dengan kita?
MAUKAH kita MENDENGARKAN orang lain?
Apalagi bagi yang punya POSISI PENTING, biasa MEMERINTAH dan BUKAN DIPERINTAH, SARAN dari ORANG yang LEVELNYA JAUH DI BAWAH sering kali hanya dianggap ANGIN LALU.
TAK ADA ORANG yang TERLALU PENTING atau TERLALU HEBAT sehingga TAK MAU MENDENGARKAN orang lain.
Kita pun TAK PERNAH TAHU melalui siapa TUHAN mau BICARA pada kita.
MARI MILIKI SIKAP RENDAH HATI untuk bersedia MENDENGARKAN orang lain.
Komentar
Posting Komentar