SUMBER SUKACITA KITA
SUMBER SUKACITA KITA
Roma 12:2
Seorang ibu membeli TAS.
TAS itu BAGUS, ORIGINAL, MEREKNYA CUKUP TERKENAL.
HARGANYA termasuk MIRING untuk KUALITAS itu, Rp.500.000,-.
Saat ia MEMAKAINYA, ada TEMAN MELIHAT TAS itu dan berkata ia punya TAS yang SAMA.
la MEMBELINYA dengan HARGA Rp.1.500.000,-.
Si ibu makin GEMBIRA.
la merasa BERUNTUNG dan BANGGA bisa punya TAS Rp.1.500.000,- tapi dengan HARGA SEPERTIGANYA.
Esoknya ia bertemu temannya lain yang juga berkata punya TAS SERUPA, yang dibelinya dengan harga Rp.300.000,-.
Mendengar itu, REDUPLAH KEGEMBIRAANNYA.
Tiba-tiba ia merasa TERTIPU.
la juga MALU karena ia menenteng TAS SEHARGA Rp.300.000,-.
Padahal TAK ADA yang BERUBAH dari DIRI maupun TASNYA.
PERASAANNYALAH yang BERUBAH.
Banyak orang SEPERTI ITU.
PERASAAN mereka DITENTUKAN oleh ORANG LAIN.
Untuk BAHAGIA, mereka butuh VALIDASI (PERSETUJUAN) ORANG LAIN.
Jika ORANG LAIN SUKA A, baru ia IKUT MENYUKAI A.
Jika ORANG LAIN MENGKRITIK MINATNYA di suatu hal, ia TAK LAGI MELANJUTKAN MENGEMBANGKAN MINATNYA itu.
Sesuatu yang AWALNYA kita NIKMATI tiba-tiba jadi HAMBAR hanya karena ORANG LAIN MEMILIKI yang LEBIH BAGUS.
Sebaliknya, kita bisa SANGAT BANGGA dan GEMBIRA karena kita MEMILIKI APA yang ORANG LAIN TIDAK PUNYA.
Betapa MALANG jika KEBAHAGIAAN kita selalu DITENTUKAN ORANG LAIN.
Maka, ALAMILAH SUKACITA SEJATI menurut FIRMAN TUHAN yang tak pernah berubah.
1. MENCUKUPKAN DIRI (Flp. 4:10-13).
Artinya bisa MENSYUKURI KONDISI kita dan melihat SISI POSITIF dari APA yang kita MILIKI dan ALAMI.
2. TIDAK MEMBANDINGKAN DIRI dengan ORANG LAIN (2 Kor. 10:12).
SADARI bahwa kita ini UNIK.
Kita selalu bisa TEMUKAN ORANG yang LEBIH BAIK atau LEBIH BURUK dari kita.
KENAPA harus DIPERMASALAHKAN?
LEBIH PENTING kita MENJADI DIRI kita yang LEBIH BAIK dari kita yang KEMARIN.
3. BERBAGI (Kis. 20:35).
Saat FOKUS MELAYANI ORANG LAIN, RASA IRI dan SOMBONG akan SIRNA.
4. MENAATI PERINTAH TUHAN (Mzm. 19:9).
Maka IA akan BERKENAN pada kita.
TAK ADA SUKACITA yang LEBIH BESAR dari saat TUHAN BERKENAN atas kita!
Komentar
Posting Komentar