IMAGINING SUCCESS

 

IMAGINING SUCCESS

1 Samuel 15

MANA yang LEBIH MUDAH?

MEMBAYANGKAN KEGAGALAN atau KEBERHASILAN? 

Ketika kita akan MELAKUKAN SATU TUGAS PENTING yang di LUAR KEBIASAAN atau baru PERTAMA KALI kita LAKUKAN, misalnya, sering kali kita lebih MEMBAYANGKAN BAGAIMANA jika kita GAGAL.

Itu memang NORMAL.

KURANG BIJAK juga jika kita MELAKUKAN sesuatu TANPA MENYIAPKAN RENCANA jika terjadi KESALAHAN atau GAGAL.

Namun, jika yang kita BAYANGKAN dan PIKIRKAN TERUS MENERUS hanya KEGAGALAN dan KEGAGALAN, sesungguhnya BAYANGAN seperti itu TIDAK TERLALU BERGUNA.

Hal itu tidak akan membuat KEMUNGKINAN untuk GAGAL itu BERKURANG.

Justru sebaliknya, itu bisa LEBIH MEMPERBESAR KEMUNGKINAN kita GAGAL (baca Amsal 23:7).

TERUS MENERUS MEMBAYANGKAN KEGAGALAN BUKANLAH KEBIASAAN yang BAIK.

Itu KEBIASAAN yang MERUSAK dan bisa MENGHAMBAT kita untuk BERANI MENCOBA dan BERANI MAJU.

Ini karena kita CENDERUNG akan MENGASOSIASIKAN KEGAGALAN dengan RASA MALU.

TERUS MEMBAYANGKAN DIRI kita GAGAL akhirnya akan membuat kita merasa LEBIH BAIK kita DIAM, TIDAK USAH MENCOBA, TAK USAH BERGERAK, TETAP DI SINI SAJA.

SIKAP seperti ini justru akan MEMBUAT kita BENAR-BENAR GAGAL.

MENYIAPKAN DIRI jika GAGAL, dalam arti punya PLAN B dan ANTISIPASI itu PENTING.

Tapi, MENYIAPKAN DIRI jika BERHASIL juga SAMA PENTINGNYA.

NYATANYA, banyak orang TIDAK SIAP ketika BERHASIL, ia TIDAK TAHU HENDAK MELAKUKAN APA LAGI. 

AKIBATNYA, setelah BERHASIL ia justru MENUKIK TURUN.

Sejak awal Saul punya MASALAH KEPERCAYAAN DIRI (1 Sam. 10:20-22).

ORANG yang KURANG PERCAYA DIRI tentu karena ia selalu DIBAYANGI KETAKUTAN akan GAGAL.

Ketika Saul kemudian menjadi RAJA, ia terus saja DIBAYANGI KETAKUTAN akan GAGAL yaitu KEHILANGAN TAKHTA (1 Sam. 13:11, 15:24, 18:8).

la pun BENAR-BENAR menjadi RAJA GAGAL.

JANGAN sampai ini TERJADI pada KITA.

SIAPKAN ANTISIPASI jika RENCANA GAGAL, tapi semua itu tetap dibuat dengan FOKUS MERAIH KEBERHASILAN.