BELAJAR MINTA MAAF

 



BELAJAR MINTA MAAF

Efesus 4:17-32


Kita tentu MENGAJARKAN anak kita untuk MINTA MAAF saat melakukan KESALAHAN.


Saat orang lain BERSALAH pada kita, kitapun juga MENUNTUT dia MINTA MAAF.


Kadang PERMINTAAN MAAF ini NILAINYA SETARA bahkan LEBIH dari GANTI RUGI.


Kita rela MOGOK BICARA, MENOLAK DATANG ke satu ACARA, dll, hanya demi MENUNGGU UCAPAN MAAF dari seseorang.


BAGAIMANA SEBALIKNYA?


APAKAH kita juga TAK PERLU WAKTU LAMA untuk MINTA MAAF begitu SADAR sudah membuat orang lain MARAH atau TERLUKA?


Nyatanya, BELUM TENTU!


MINTA MAAF memang TIDAK MUDAH.


Masalah SIAPA yg MINTA MAAF LEBIH DULU kadang bahkan dianggap sebagai TANDA SIAPA yg MENANG/BENAR dan SIAPA yg KALAH/SALAH.


"KENAPA saya yg harus MINTA MAAF? 'Kan dia yg SALAH?"


Padahal TAK MAU MEMINTA MAAF BUKAN TANDA KEKUATAN, tapi TANDA KETIDAKDEWASAAN.


MENGAPA orang perlu MINTA MAAF?


Karena MEMINTA MAAF adalah:


I. MENUNJUKKAN kita MENGHARGAI KEBERADAAN orang tersebut.

Ini sebabnya kita MINTA MAAF saat TAK SENGAJA MENYENGGOL seseorang, misalnya.

SIKAP kita juga harus sesuai dengan KERUGIAN yg sudah ia ALAMI karena kita. 

Ini sebabnya, PERMINTAAN MAAF kadang juga disertai memberi GANTI RUGI (meski sering kali juga TAK HARUS).


II. UPAYA untuk TIDAK TERUS MEMBIARKAN KERUSAKAN terjadi.


III. CARA untuk kita bisa MENJEMBATANI kembali sebuah HUBUNGAN sehingga dari situ kita bisa kembali BERJALAN MAJU BERSAMA.


MENGAPA orang SULIT MINTA MAAF (dan MEMAAFKAN)?


Karena AMARAH, rasa SAKIT, LUKA, dan KECEWA di diri kita terasa begitu BERAT MENGHALANGI REKONSILIASI terjadi.


Tapi, ADAKAH GUNANYA hal-hal itu?


Tak ada! Bahkan harus DIBUANG (ay. 31).


INGAT, TAK ADA SATU pun HAL BAIK yg kita DAPAT saat MEMBIARKAN DENDAM, AMARAH, SAKIT itu TERUS ADA baik di diri orang lain atau diri kita sendiri.


Sering kali hanya BUTUH SATU UCAPAN MAAF (yg TULUS dan SUNGGUH-SUNGGUH) untuk MEMBANGUN kembali RELASI.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BISA JADI BERHALA

MOMEN SEMPURNA

OMBAK DAN SELANCAR