FOKUS KE PERTANYAAN
FOKUS KE PERTANYAAN
Amsal 18:13, 19:2
Kita TAK SABAR MENDENGAR ORANG BICARA PANJANG di rapat saat MENYAMPAIKAN PENDAPATNYA.
Kita BOSAN menonton film yang ceritanya DIBANGUN PELAN dan ingin segera TIBA di ADEGAN PUNCAK.
Kita TIDAK BETAH membaca BUKU TEORI TEBAL sehingga mencari JAWABAN LANGSUNG di GOOGLE.
Saat ada POSTINGAN PANJANG di MEDSOS, kita berkomentar: PANJANG BANGET, INTINYA APA SIH?
Kita juga menyebut orang yang suka BICARA DETAIL sebagai BERBELIT-BELIT.
Ini BUKAN soal kita terlalu SIBUK atau TIDAK PUNYA WAKTU.
Tapi, inilah KECENDERUNGAN BANYAK ORANG di era SERBA INSTAN ini.
Kita ingin SEGERA MENDAPATKAN JAWABAN.
Kita TAK PEDULI PEMBUKAAN, ANALISA, LATAR BELAKANG, SEJARAH, DASAR TEORI, dsb.
Banyak orang bahkan sudah PUAS dengan mendapatkan SATU KALIMAT, lalu kerap mengutipnya bahkan menjadikannya MOTTO HIDUP, TANPA PAHAM benar MAKNA dari KALIMAT itu sebenarnya, KENAPA KALIMAT itu DINYATAKAN, bahkan SIAPA yang MENGUCAPKANNYA, dst.
Maka terjadilah BANYAK KEBINGUNGAN, orang mudah TERMAKAN HOAX dan TEORI KONSPIRASI atau MENGIKUTI TREN yang MENJERUMUSKAN, KESALAHPAHAMAN, dsb.
MEMAHAMI dan MEMERHATIKAN PERTANYAAN sesungguhnya SAMA PENTINGNYA dengan MEMERHATIKAN JAWABAN.
Jika PENDAPAT kita A dan teman kita B, MEMAHAMI ALASAN ia MEMILIH B akan MENGHINDARKAN munculnya KONFLIK.
Jika kita TIDAK BURU-BURU MELABELI KONSUMEN/KLIEN sebagai BANYAK MAUNYA, REWEL, tapi mau mendengarkan PENJELASAN MEREKA, tentu KERJA SAMA Anda akan LEBIH LANCAR.
MENJAWAB (MENYIMPULKAN) sebelum MENDENGARKAN (MEMAHAMI) adalah KEBODOHAN dan KECELAAN (Ams. 18:13).
Kita BUTUH PENGETAHUAN (DATA, INFORMASI, PEMAHAMAN) agar TIDAK SALAH LANGKAH (Ams. 19:2) dalam MENJAWAB dan MERESPONS.
Komentar
Posting Komentar