ANDA BUKAN KORBAN!

 

ANDA BUKAN KORBAN!

Hakim-Hakim 6

DIKEJAR DEADLINE.

TUNTUTAN PROFESIONALISME.

DITEKAN ATASAN.

TERPAKSA LEMBUR.

Demi KELANJUTAN KARIER.

Demi JABATAN.

Agar DAPUR tetap NGEBUL.

Mungkin KALIMAT macam itu setiap hari kita DENGAR dan UCAPKAN!

APA yang SALAH dengan KALIMAT tersebut? 

BUKANKAH memang itu yang TERJADI di DUNIA KERJA sehari-hari?

BENAR, kita:

- Harus LEMBUR karena DEADLINE yang sudah mepet.

- DIMINTA ATASAN atau KLIEN melakukan ini itu.

- Kadang harus MELAKUKAN HAL-HAL yang terasa BERAT atau yang TAK SESUAI SELERA dan KEINGINAN kita.

- TANPA BEKERJA maka tak bisa mendapatkan NAFKAH.

Tapi, KENAPA kita harus menempatkan diri sebagai KORBAN?

KALIMAT-KALIMAT di atas semuanya menempatkan diri kita sebagai OBJEK atau KORBAN.

Kita DIKEJAR, DITUNTUT, DITEKAN, DIBURU, DIPAKSA, dst. 

BENARKAH itu yang TERJADI?

BENARKAH di tempat kerja kita TAK PUNYA KEKUATAN apa-apa dan selalu jadi KORBAN?

Tentu TIDAK.

Namun, MENTAL KORBAN seperti ini banyak terjadi dan NYATANYA justru akan MEMENGARUHI KINERJA kita.

PEKERJAAN jadi terasa LEBIH BERAT, kita mudah MENGELUH dan SENSITIF, kita SULIT BERKEMBANG, kita suka MENGHINDARI TANGGUNG JAWAB, bahkan kita merasa memberi KONTRIBUSI dan PRODUKTIVITAS adalah KERUGIAN bagi diri kita karena itu hanya MENGUNTUNGKAN PERUSAHAAN.

Ini BUKAN hanya berlaku bagi KARYAWAN, seorang PENGUSAHA pun bisa punya MENTAL seperti ini.

Bahkan ada PENGUSAHA yang merasa sebagai KORBAN, harus BANTING TULANG demi KARYAWANNYA.

Kita bisa MEMILIH untuk TIDAK MENJADI KORBAN. 

Lihat bahwa kita yang MENGERJAKAN PEKERJAAN, BUKAN PEKERJAAN yang MENGERJAI kita.

PANDANG PEKERJAAN sebagai KARYA dan kita adalah SENIMANNYA.

Ini bisa dimulai dari mengubah KALIMAT-KALIMAT yang kita pakai untuk MENDEPKRIPSIKAN APA yang kita LAKUKAN saat BEKERJA.

KIPRAH Gideon diawali dengan MENGUBAH MENTALITASNYA.

Dari MENTALITAS merasa TERJAJAH, TERMUDA, TERKECIL, dll, menjadi punya IMAN sebagai PAHLAWAN GAGAH BERANI.

DEMIKIAN juga kita!