KOLABORASI

 



KOLABORASI

1 Korintus 12:12-31


APA yang membuat MUSISI TERKENAL?


Tentu karena MUSIKNYA ISTIMEWA.


Namun, itu BUKAN SATU-SATUNYA.


Banyak HAL LAIN yang mendukung seorang MUSISI POPULER.


Di situlah mereka butuh KERJA SAMA dengan BIDANG-BIDANG LAIN.


Ada yang TERKENAL karena:


- VIDEO MUSIKNYA.


Ada JASA orang-orang dunia PERFILMAN di sini.


- KOREOGRAFI atau PENAMPILANNYA di panggung.


Mereka butuh orang-orang dari DUNIA TARI dan PERTUNJUKAN.


- ARTWORKNYA yang LARIS DIJUAL dalam bentuk KAOS, JAKET, TOPI, dsb.


Ada kontribusi orang-orang DUNIA DESAIN/SENI RUPA dan GARMEN.


Mereka juga BUTUH orang-orang MEDIA, JURNALIS, PERIKLANAN, MARKETING, TEKNOLOGI, PERDAGANGAN, dsb.


Untuk SUKSES di DUNIA SENI, KOLABORASI adalah HAL yang TAK BISA DIHINDARKAN, bahkan harus DILAKUKAN.


Baik KOLABORASI dengan SENIMAN di BIDANG yang SAMA hingga LINTAS BIDANG seperti dijelaskan di atas.


Ini HAL yang juga bisa kita TIRU dalam BEKERJA atau MENJALANKAN USAHA.


Sayangnya, TIDAK SEDIKIT PELAKU USAHA yang masih ENGGAN BERKOLABORASI karena berbagai ALASAN.


KURANGNYA RASA PERCAYA, TAKUT akan KEHILANGAN KONTROL, KHAWATIR TIDAK BEBAS BERGERAK, hingga menganggap KOLABORASI bisa TERJADI secara ALAMIAH, adalah BEBERAPA ALASAN yang membuat sebagian pengusaha ENGGAN BEKERJA SAMA dengan PIHAK LAIN.


BERKOLABORASI memang TAK SEMUDAH PENGUCAPANNYA.


RISIKO dalam melakukannya jelas ADA, namun demikian juga dengan MANFAATNYA.


Selama ada KETERBUKAAN, KESEPAKATAN yang JELAS, KOMUNIKASI yang BAIK, berbagi VISI yang SAMA, hingga mau memanfaatkan SARANA atau TEKNOLOGI yang bisa menghindarkan kita dari SALING CURIGA yang bisa berujung SALAH PAHAM, maka banyak KETAKUTAN di atas akan bisa DIATASI.


“BERDUA LEBIH BAIK dari SEORANG DIRI” (Pengkhotbah 4:9).


Dan TUBUH kita pun BERKOLABORASI sehingga satu sama lain bisa SALING MELENGKAPI, nyatanya terlalu banyak ALASAN juga untuk MENJALIN KERJA SAMA dengan pihak lain, yang memang kita PERCAYAI dan juga PERCAYA pada kita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OMBAK DAN SELANCAR

BERPIKIR KRITIS

MELADENI PERBANTAHAN?