STATUS QUO

 

STATUS QUO

1 Korintus 9:19-23

Beberapa waktu lalu, sempat ramai dibahas BUNTUT DITUTUPNYA sebuah PLATFORM JUAL BELI ONLINE.

Menurut berita, PEDAGANG OFFLINE di sebuah pusat perdagangan MENGELUHKAN BISNISNYA SEPI akibat konsumen BERALIH MEMBELI ONLINE.

PEDAGANG PAKAIAN jelas BERJUALAN PAKAIAN.

APAKAH orang TAK LAGI BUTUH PAKAIAN?

APAKAH orang kini mendapat PAKAIAN GRATIS? 

TIDAK.

Semua orang TETAP BUTUH MEMBELI PAKAIAN.

YANG BERUBAH adalah CARA mereka MEMBELI.

Itu MASALAH SESUNGGUHNYA.

APAKAH BERDAGANG PAKAIAN secara ONLINE hanya bisa DILAKUKAN ORANG-ORANG TERTENTU?

Nyatanya TIDAK.

MASALAHNYA adalah KEENGGANAN mengikuti METODE yang BERUBAH itu.

CIRI ORANG yang ENGGAN BERUBAH dan lebih suka mempertahankan STATUS QUO sering kali bisa dilihat dari hal ini.

1. Mereka MENYANGKAL atau BERUSAHA MENGECILKAN MASALAH sebenarnya.

Mereka memilih MENGKAMBINGHITAMKAN HAL-HAL LAIN sembari terus menunjukkan bahwa PERUBAHAN itu BURUK dan APA yang SUDAH ADA sekarang adalah yang TERBAIK.

2. Mereka juga bisa SEOLAH MENGAKUI keberadaan MASALAH itu.

Tapi, mereka juga merasa sudah TERLAMBAT untuk BERUBAH.

Hal seperti ini tak hanya terjadi di level PEDAGANG, bahkan PERUSAHAAN BESAR juga bisa MELAKUKANNYA.

Bukannya bermaksud MENGGAMPANGKAN MASALAH, bahwa melakukan PERUBAHAN itu MUDAH.

Tapi, selama yang BERUBAH BUKANLAH INTI dari BISNIS kita, maka akan LEBIH MUDAH MENCARI SOLUSINYA.

Terus MENYANGKAL, MENYALAHKAN PIHAK LAIN, berusaha MENOLAK FAKTA bahwa CARA kita sudah TAK RELEVAN, apalagi sekadar PASRAH MENYERAH karena ENGGAN BERUBAH, semua itu BUKANLAH SIKAP yang TEPAT.

APA yang kita INGINKAN dan CARA yang kita yakini bisa DIGUNAKAN untuk MERAIHNYA adalah DUA HAL BERBEDA.

TUJUAN kita harus KONSISTEN dan TETAP, tapi CARA kita harus FLEKSIBEL.

Seperti halnya PESAN INJIL harus tetap SAMA, KRISTUS yang DIKABARKAN tetaplah SAMA, tapi METODENYA boleh BERAGAM bahkan perlu terus UPDATE SESUAI PER KEMBANGAN ZAMAN.