KABAR BAIK, KABAR BURUK
KABAR BAIK, KABAR BURUK
Markus 2:13-17
"BAD NEWS is GOOD NEWS" demikian UNGKAPAN bernada SINDIRAN untuk MEDIA MASSA yang tampak LEBIH HEBOH jika memberitakan KABAR BURUK ketimbang KABAR BAIK.
Meski demikian, rasanya TAK ADA ORANG yang BENAR-BENAR suka mendapat BERITA BURUK, walau akhirnya ia tetap harus MENERIMANYA.
Kita tahu INJIL sering disebut sebagai KABAR BAIK.
APAKAH ini berarti dalam MEMBERITAKAN INJIL kita hanya MENYATAKAN yang BAIK-BAIK saja?
APA ini berarti kita sebagai PELAKU INJIL tak boleh memberi KRITIK, TEGURAN, atau HAL-HAL yang membuat ORANG TIDAK GEMBIRA?
Tentu saja TIDAK.
YESUS, Paulus, dan para rasul pun sering memberi TEGURAN, KECAMAN, dan PERINGATAN KERAS kepada jemaat dan pendengar mereka.
Sesungguhnya, KABAR GEMBIRA baru akan membuat GEMBIRA jika PENERIMANYA SADAR ia sedang menghadapi SITUASI BURUK.
Demikian pula, INJIL baru akan jadi KABAR BAIK jika ORANG MENYADARI DIRINYA adalah MANUSIA BERDOSA yang BUTUH KESELAMATAN.
Kita TAK GEMBIRA jika ditemukan OBAT untuk MENGOBATI LALAT.
KESEHATAN LALAT TAK PENTING bagi kita.
Tapi jika ditemukan OBAT untuk KANKER, maka itu KABAR GEMBIRA, apalagi bagi PENDERITA KANKER.
Jika seseorang TIDAK MERASA dirinya SAKIT, jika ia merasa HIDUPNYA sudah BENAR dan ia bisa SELAMAT meski TANPA YESUS, maka INJIL TAK AKAN ia ANGGAP sebagai KABAR GEMBIRA.
Itulah sebabnya, PENYAMPAIAN INJIL kadang harus disertai dengan menunjukkan BETAPA kita BERDOSA dan TAK BISA MENYELAMATKAN DIRI KITA SENDIRI.
Ini BUKAN untuk MENGANCAM, karena INTI dari INJIL sesungguhnya adalah bahwa KASIH-NYA telah MENYELAMATKAN kita, asal kita mau BERBALIK dan PERCAYA pada-NYA.
KABAR BAIK tidak selalu hanya berisi HAL yang INDAH, ENAK, dan NYAMAN.
Bahkan orang bisa MERESPONS KABAR BAIK secara NEGATIF.
Sama halnya TAK SEMUA KABAR BURUK adalah 100% NEGATIF.
Menyikapi KABAR BURUK dengan CARA POSITIF pun BUKANNYA MUSTAHIL.
MASALAH dan KESULITAN itu BURUK, tapi BUKANKAH kita juga BELAJAR dan BERTAMBAH PINTAR melalui MASALAH dan KESULITAN?
Komentar
Posting Komentar