PEMAIN ATAU KORBAN?
PEMAIN ATAU KORBAN?
Kejadian 39
Seorang karyawan baru merasa seperti DIKERJAI oleh atasannya.
Ia diminta untuk mencari IDE yg KREATIF dan menyusunnya dalam bentuk PRESENTASI yg MENARIK.
Setelah semuanya JADI, atasannya yg memutuskan untuk MAJU kepada pemilik perusahaan dan berusaha menunjukkan seolah-olah semua IDE dan PRESENTASI yg MENARIK itu adalah IDENYA SENDIRI.
Karyawan baru pun MERADANG karena merasa DICURANGI oleh atasannya.
la yg harus BERSUSAH PAYAH tapi atasannya yg dapat PENGHARGAAN.
Karyawan baru tadi merasa dirinya sebagai “KORBAN” dari perlakuan CURANG yg dilakukan atasannya.
Tindakan sewenang-wenang, ketidakadilan, kecurangan, kelicikan dan sikut sana sini menjadi “WARNA” tersendiri dalam DUNIA KERJA.
Ketika mengalami KEADAAN seperti itu, banyak orang memposisikan dirinya sebagai KORBAN.
Karena menganggap dirinya sebagai KORBAN, ia TAK BISA MELAKUKAN APA-APA selain berharap untuk DIKASIHANI.
Namun sebenarnya, SEBURUK-BURUKNYA KEADAAN, kita selalu punya PILIHAN untuk memposisikan diri sebagai PEMAIN atau KORBAN.
Seperti sebuah ungkapan, “KEMENANGAN tidak tergantung pada seberapa BURUK KARTU yg Anda TERIMA, tapi seberapa BAIK Anda MEMAINKAN KARTU yg BURUK itu.”
Jika kita memposisikan diri sebagai KORBAN, maka kita akan PASRAH begitu saja dengan KARTU BURUK yg kita TERIMA.
Namun jika kita memposisikan diri sebagai PEMAIN, maka kita akan MENGUBAH KEADAAN yg BURUK menjadi BAIK.
Sudah jelas, Yusuf adalah KORBAN dari KECEMBURUAN saudara-saudaranya.
Yusuf DIJUAL sebagai BUDAK, jadi KORBAN FITNAH dan masuk penjara.
Mudah bagi Yusuf untuk memposisikan dirinya sebagai KORBAN.
Tapi Yusuf TIDAK MAU MERESPONSNYA seperti itu.
Yusuf memposisikan dirinya sebagai PEMAIN sehingga ia tetap BEKERJA dengan RAJIN dan PENUH SEMANGAT saat berada di rumah Potifar maupun ketika berada di penjara.
PILIHANNYA untuk menjadi PEMAIN dan BUKAN KORBAN, itulah yg membuat Yusuf BERHASIL.
Komentar
Posting Komentar