LOLOS DARI BAHAYA
LOLOS DARI BAHAYA
Mazmur 30
1 Juli 2010 - Saya bersama keluarga adik dan abang saya SEDANG BERADA di Sekadau, sebuah kota kecil di pedalaman Kalbar, di rumah adik saya.
Ketika sedang melatih keponakan menyusun puzzle di komputer, tiba-tiba abang saya berteriak, “KEBAKARAN! KEBAKARAN!”
Kami semua BERGEGAS ke luar rumah.
Kamar tingkat dua di rumah tetangga sudah separuh TERBAKAR, dimana SANGAT DEKAT (semeter) dengan bagian belakang rumah adik saya.
Kami semua KALANG KABUT mengeluarkan barang-barang dari rumah.
Barang-barang yg BERAT terasa begitu RINGAN.
Abang saya malah MENGANGKUT kulkas (isi penuh) yg tingginya sekitar semeter SENDIRIAN!
KECEMASAN yg BESAR membuat saya tidak
bisa menahan diri untuk tidak MENANGIS.
Tanpa dikomando, saya dan adik sama-sama MENGANGKAT KEDUA TANGAN di depan rumah dan berseru: “TUHAN, JAGAI rumah kami!”
Ketika teringat kejadian itu, saya jadi sering merenung: KETIKA kita berada begitu DEKAT dengan BAHAYA yg MENGANCAM HIDUP kita, maka kita akan MENYADARI bahwa KEHIDUPAN ini SANGATLAH BERHARGA dan
patut untuk DISYUKURI.
Ketika segala sesuatu tampak BAIK dan MENYENANGKAN, mungkin kita juga berkata seperti Daud, "Dalam KESENANGANKU aku berkata: ‘Aku TAKKAN GOYAH untuk selama-lamanya!’” (ay. 7).
Namun, Daud adalah orang yg SANGAT SERING BERHADAPAN dengan MARABAHAYA.
Ia BERSYUKUR kepada TUHAN yg mendengarkan teriaknya (ay. 3), MURAH HATI kepadanya (ay. 6), juga MENEMPATKANNYA di atas GUNUNG yg KOKOH (ay. 7).
Berhadapan dengan BAHAYA, atau bahkan MAUT, membuat kita MENGHARAPKAN PERTOLONGAN TUHAN.
Ketika kita MENGANDALKAN TUHAN, maka DIA akan MENYERTAI dan menyatakan PERTOLONGAN-NYA bagi kita.
Bila TUHAN pernah MELUPUTKAN Anda dari BAHAYA, BERSYUKURLAH kepada-NYA.
Komentar
Posting Komentar