MEMAKSA BUKAN PILIHAN



MEMAKSA BUKAN PILIHAN
2 Raja-raja 5:1-15

Karena sang suami doyan PULANG MALAM, maka istrinya memberinya ULTIMATUM: PULANG lebih dari jam 11 malam, PINTU rumah akan DIKUNCI.

HASILNYA: Suaminya mulai PULANG LEBIH AWAL.

Tapi itu terjadi hanya SEMINGGU SAJA.

Minggu berikutnya, suaminya mulai KUMAT lagi, sehingga istrinya pun MENGUNCI PINTU setelah jam 11 malam sesuai dengan KETENTUAN.

Malam-malam selanjutnya, setelah BERKALI-KALI TIDAK BISA MASUK, si suami berpikir lebih baik TIDAK PULANG SEKALIAN, karena PERCUMA juga pulang.

Melihat GELAGAT itu, sang istri kemudian
MEREVISI ATURANNYA: “Jika menjelang 11 malam belum pulang, aku akan TIDUR dengan PINTU RUMAH TERBUKA.”

Sejak saat itu, suaminya selalu PULANG AWAL.

ESENSI dari sebuah SISTEM bukan terletak pada PEMAKSAAN, tapi lebih pada KEPENTINGAN EKSEKUTOR.

Selama SISTEM itu BERMANFAAT bagi EKSEKUTOR, atau MERUGIKAN DIRINYA SENDIRI jika la TIDAK MENAATI atau MENGIKUTINYA, maka ia pun akan MENGIKUTI SISTEM tersebut dengan SUKARELA, tanpa harus dipaksa-paksa.

Naaman sebenarnya juga TIDAK MAU MENGIKUTI ATURAN yg Elisa berikan.

la ENGGAN MANDI di sungai Yordan.

la LEBIH SUKA jika harus MANDI di sungai Abana atau Parpar, yg menurutnya lebih
baik.

Tapi TANPA harus DIPAKSA-PAKSA, Naaman pun akhirnya mengikuti “SISTEM” yg Elisa berikan, sebab hanya dengan begitulah ia dapat mengalami KESEMBUHKAN .

Ada 2 PILIHAN yg dapat diambil untuk membuat orang lain MENGIKUTI apa yg kita INGINKAN:
1. MEMAKSANYA,
2. Membuatnya BERPIKIR, khususnya KONSEKUENSI apa yg akan la terima jika TIDAK MENGIKUTI KEMAUAN kita.

Dalam BERINTERAKSI dengan pasangan, anak, rekan kerja, bawahan, dan lainnya, tentu ada masa di mana kita INGIN mereka MENGIKUTI APA yg kita MAU.

MEMAKSANYA mengikuti KEMAUAN kita mungkin akan efektif (apalagi jika kita punya WEWENANG), tapi biasanya ini hanya BERTAHAN untuk SEMENTARA WAKTU saja.

PILIHLAH untuk mengambil CARA KEDUA.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BISA JADI BERHALA

MOMEN SEMPURNA

OMBAK DAN SELANCAR