SETELAH KONFLIK TERJADI

SETELAH KONFLIK TERJADI
Galatia 6:1, Matius 18:15-17, Roma 12:18

KONFLIK di dunia kerja adalah NORMAL, selama yg DIPERDEBATKAN adalah tentang PEKERJAAN yg sedang DITANGANI.

PERBEDAAN ini justru bisa menjadi INPUT yg BAIK agar PEKERJAAN itu bisa semakin SEMPURNA.

Jika bisa ditemukan PENDEKATAN, KESEPAKATAN, bahkan hasil yg bisa MEMUASKAN kedua pihak, KONFLIK akan BERAKHIR.

Tapi sayangnya TAK SELALU SEPERTI ITU.

Kadang terjadi juga KONFLIK antar personil atas hal-hal yg TAK TERLALU BERKAITAN dengan PEKERJAAN.

KONFLIK seperti ini kadang bisa seolah membahas PEKERJAAN, tapi sebenarnya ada HAL LAIN yg TAK BENAR-BENAR DISAMPAIKAN.

KONFLIK jenis ini cenderung BERLARUT-LARUT hingga memunculkan PERANG DINGIN, bahkan MENCIPTAKAN KUBU-KUBU.

SITUASI seperti itu jelas akan SANGAT MENGGANGGU dan TIDAK KONDUSIF untuk bekerja.

MENGHINDARI KONFLIK jelas LEBIH BAIK dan LEBIH MUDAH dilakukan ketimbang MENGATASI setelah TERLANJUR TERJADI.

BEBERAPA CARA MENGHINDARI KONFLIK:
- BUDAYA SALING PERCAYA harus benar-benar DIJAGA,
- CARA KOMUNIKASI harus dipilih yg TEPAT, KOMUNIKASI TATAP MUKA perlu lebih DITINGKATKAN (karena faktanya banyak KESALAHPAHAMAN terjadi AKIBAT KOMUNIKASI TANPA TATAP MUKA),
- CIPTAKAN BUDAYA SALING MEMAHAMI, dan PASTIKAN tiap personil punya INFORMASI yg LENGKAP.

BAGAIMANA jika KONFLIK SUDAH TERJADI dan DAMPAKNYA masih TERASA hingga kini?

REKONSILIASI.

Tapi, MELAKUKAN tak semudah MENGUCAPKAN.

Kita tak bisa berharap orang yg BERTIKAI bisa MENGATASI KONFLIK itu SENDIRI dan DAMAI SENDIRI, apalagi jika KONFLIK sudah MELEBAR.

Maka, kadang diperlukan MEDIASI.

Tapi, MEDIATOR harus yg memang PAHAM MASALAH dan DIHORMATI pihak yg bertikai (Gal. 6:1, Mat. 18:15-17).

CARA LAIN adalah dengan membuat pihak yg bertikai sepakat (untuk sementara) MENGURANGI INTENSITAS HUBUNGAN.

Jika mereka satu tim, salah satu atau keduanya bisa DIPINDAH ke TIM LAIN sampai SUASANA LEBIH DINGIN (1 Kor. 7:5).

Tapi, jika Anda termasuk yg BERKONFLIK, sebagai ANAK TUHAN jelas kita harus BERUSAHA BERDAMAI (Rm. 12:18).

BERDAMAI itu BUKAN untuk ORANG LAIN, tapi amat BERMANFAAT untuk DIRI KITA SENDIRI.