DILARANG MEMOTRET!

 



DILARANG MEMOTRET!

2 Korintus 13:5


DULU, ketika KAMERA masih menjadi HAL BARU, TIDAK SEMUA ORANG mau DIFOTO, ada KETAKUTAN bahwa ketika orang DIAMBIL FOTONYA, maka sebagian ROHNYA akan IKUT di dalam FOTO itu.


BEDA dengan SAAT INI.


Banyak orang justru suka BERFOTO-RIA.


Banyak TEMPAT mendesain sedemikian rupa, membuat LOKASI KHUSUS SPOT FOTO, dan menghabiskan BIAYA TIDAK SEDIKIT, agar pengunjung bisa BERFOTO-FOTO atau orang TERTARIK DATANG untuk FOTO-FOTO.


Dengan makin BANYAK orang BERFOTO di sana, HARAPANNYA adalah TEMPAT USAHA mereka akan MAKIN DIKENAL.


Meski demikian, LARANGAN MENGAMBIL FOTO masih bisa ditemukan di BEBERAPA TEMPAT. 


Sebagian toko MELARANG Pengunjung MENGAMBIL FOTO BARANG yang mereka PAJANG. 


Ada yang MELARANG karena:


- Alasan HAK CIPTA. 


- Tak mau FOTO itu DIPAKAI untuk MENCARI BARANG yang SAMA di tempat lain.


- KHAWATIR itu bisa MENURUNKAN JUMLAH PENGUNJUNG (karena ada FOTO, orang TAK LAGI INGIN DATANG LANGSUNG).


Padahal, orang TIDAK AKAN MEMFOTO SEMUA BENDA yang ia TEMUI.


Hanya benda yang ia anggap MENARIK, INDAH, atau UNIK, yang ingin ia FOTO.


MEMFOTO bisa jadi bentuk APRESIASI.


Dengan MEMFOTO dan mungkin MEMPOSTING di MEDSOS, makin BANYAK ORANG jadi TAHU. 


Mungkin BANYAK ORANG juga akan bertanya DIMANA bisa MENEMUKAN BENDA itu dan mungkin mereka TERTARIK memilikinya.


BUKANKAH TUJUAN dalam tiap BISNIS juga untuk MENARIK MINAT orang agar mereka ingin MEMBELI?


POINNYA disini adalah kita perlu secara BERKALA MENGEVALUASI KEBIJAKAN yang dibuat selama ini.


LIHAT PERUBAHAN yang telah TERJADI dalam masyarakat.


Bisa jadi APA yang SELAMA INI kita kira bisa MERUGIKAN ternyata sebenarnya bisa DIMANFAATKAN sebagai KEUNTUNGAN.


Dan APA yang DULU kita anggap sebagai KELEBIHAN ternyata justru MENGHAMBAT kita BERKEMBANG.


UJILAH DIRIMU SENDIRI (baca ay.5).


KESIBUKAN dan KENYAMANAN bisa membuat kita abai dan TAK SADAR jika kita sudah MELENCENG dari TUJUAN.


JANGAN sampai itu TERJADI pada kita!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

OMBAK DAN SELANCAR

BERPIKIR KRITIS

MELADENI PERBANTAHAN?