FROM UNWRITTEN TO WRITTEN
FROM UNWRITTEN TO WRITTEN
Mazmur 19:8-9
Ketika akan masuk ke JALAN KAMPUNG, saya BERHENTI di depan gang ketika melihat tulisan: SEPEDA MOTOR HARAP TURUN!
Mau tak mau, saya MATIKAN MESIN dan MENUNTUN MOTOR dari depan gang hingga ke rumah yang saya tuju di TENGAH KAMPUNG.
Cukup CAPEK, tapi itulah ATURANNYA.
DULU, TULISAN itu TIDAK ADA.
Tapi ketika mulai BANYAK PERMOTOR LEWAT di JALAN KAMPUNG dengan NGEBUT dan MEMBAHAYAKAN ANAK-ANAK serta WARGA, baru dibuat ATURAN itu.
ANDAI para pemotor dari awal BERTENGGANG RASA MENGHARGAI WARGA KAMPUNG dengan TIDAK NGEBUT, TIDAK BERISIK, dan bersikap SOPAN, TAK PERLU ada ATURAN tersebut.
ATURAN TAK TERTULIS BERUBAH menjadi ATURAN TERTULIS ketika ada orang yang EGOIS dan TIDAK BERTANGGUNG JAWAB dengan SENGAJA MELAKUKAN hal yang ia tahu bisa membuat TIDAK NYAMAN orang di sekitarnya.
SENGAJA MEROKOK di ruang yang ramai pengunjung dengan ALASAN TAK ADA LARANGAN MEROKOK.
Di tempat kerja bersikap MENUTUP DIRI, CUEK, dan TAK PEDULI dengan sekitar.
BERBISNIS dengan menggunakan CARA-CARA yang meski LEGAL tapi TIDAK ETIS.
Ketika kemudian hal itu MENGGANGGU ORANG-ORANG, maka hal yang pada AWALNYA hanya ATURAN TAK TERTULIS atau NORMA semata, akan didesak untuk menjadi ATURAN TERTULIS.
Hal itu pun AKHIRNYA bisa membuat SUASANA menjadi KURANG NYAMAN, KAKU, dan membuat orang SALAH PAHAM.
Daud pernah berkata bahwa ia MENCINTAI TAURAT (Mzm. 119:97), bahwa HUKUM-NYA MENYUKAKAN HATI (Mzm. 19:9).
Tapi, di PERJANJIAN BARU, aturan TAURAT berubah menjadi MEMBERATKAN.
Ternyata para ahli TAURAT telah MENGEMBANGKAN TAURAT menjadi makin DETAIL.
Namun, yang terjadi malah MAKIN BANYAK ORANG MELANGGARNYA karena HUKUM itu justru makin MENUNJUKAN APA itu DOSA (bdk. Rm. 7:7).
Dalam HIDUP BERSAMA, HARGAILAH ORANG LAIN.
STOP hanya MENCARI CELAH di antara ATURAN demi KEINGINAN kita TERCAPAI, walau itu MERUGIKAN ORANG LAIN.
HIDUP akan LEBIH INDAH jika kita bisa BERTENGGANG RASA dan MENGENDALIKAN DIRI, demi KEPENTINGAN BERSAMA.
Komentar
Posting Komentar