MENGAKUI KESALAHAN
MENGAKUI KESALAHAN
Lukas 19:1-10
TIDAK BANYAK orang mau MENGAKUI KESALAHANNYA.
LEBIH BANYAK yang memilih MENUTUPI KESALAHANNYA, MENYALAHKAN PIHAK LAIN, berusaha MEMBENARKAN DIRI, atau minimal menunjukkan bahwa KESALAHANNYA TIDAK SEBESAR KENYATAANNYA.
Namun, TAHUKAH Anda bahwa justru ketika kita BERANI MENGAKUI KESALAHAN, maka sering kali di situlah TEROBOSAN dan PERUBAHAN terjadi.
Ketika Petrus berani MENGAKUI KESALAHANNYA, maka ia bukan hanya mengalami REKONSILIASI dengan YESUS, tapi Petrus BERUBAH.
Dari awalnya ia PUTUS ASA, TAKUT, dan MALU sehingga sempat KEMBALI JADI NELAYAN, ia diberi TANGGUNG JAWAB BESAR untuk menggembalakan DOMBA-DOMBA-NYA alias MEMIMPIN JEMAAT.
Bahkan ia kemudian benar-benar BERUBAH menjadi Petrus yang TAK GENTAR dengan ANCAMAN dan ANIAYA.
Ketika Daud berani MENGAKUI DOSANYA, maka ia TAK BERLANJUT TERUS BERBUAT DOSA demi menutupi dosa-dosa sebelumnya.
Bahkan dari Batsyebalah, ia mendapatkan Salomo, PENERUSNYA.
Pertobatan Zakheus seorang KEPALA PEMUNGUT CUKAI, yang bukan hanya KORUP dan SUKA MEMERAS, tapi juga menjadi KOLABORATOR PENJAJAH bangsanya sendiri.
Ia tak berhenti pada MENGAKUI DOSANYA, tapi ia BERTANGGUNG JAWAB untuk MENGOREKSI KERUGIAN yang telah ia LAKUKAN kepada orang lain.
"A man must be BIG ENOUGH to ADMIT HIS MISTAKES, SMART ENOUGH to PROFIT from THEM, and STRONG ENOUGH to CORRECT THEM." - John Maxwell
Dibutuhkan pribadi yang BERJIWA BESAR untuk MENGAKUI KESALAHAN, pribadi yang CERDAS untuk BELAJAR dari KESALAHAN, dan pribadi yang KUAT untuk MEMPERBAIKI KESALAHAN.
Kabar baiknya, TUHAN selalu MEMBUKA DIRI untuk mereka yang mau MENGAKUI KESALAHAN dan DOSANYA. IA mau MEMULIAKAN kita, IA mau MENGUBAH kita, bahkan IA juga mau MEMBERI kita KEPERCAYAAN untuk melakukan KEHENDAK-NYA.
Demikian pula jika kita BERBUAT SALAH kepada orang lain, pertama-tama BERANILAH MENGAKUINYA, lalu BELAJARLAH DARINYA, dan BERUSAHALAH MEMPERBAIKINYA.
Komentar
Posting Komentar