BENIH ATAU BUAH?
BENIH ATAU BUAH?
Ulangan 8
Anda minta BUAH APEL.
Bukannya memberikan BUAH APEL, saya malah memberikan beberapa BIJI APEL kepada Anda.
BAGAIMANA REAKSI Anda?
BUKANNYA BERTERIMA KASIH, kemungkinan besar Anda menjadi KECEWA dan MEMBUANG BIJI APEL itu.
BUKANNYA Anda TIDAK TAHU bahwa melalui BIJI APEL itu Anda bisa MENANAM dan MENUMBUHKAN POHON APEL, lalu kemudian Anda bisa MEMETIK BUAHNYA.
Tapi Anda TIDAK CUKUP SABAR MENUNGGU dalam menjalani PROSES itu.
Mau BUAH APEL saja kok SEDEMIKIAN REPOT, demikian pikir Anda.
Padahal, jika Anda MENERIMA BIJI APEL itu dan bersedia MENANAMNYA, maka suatu kali kelak Anda akan MENDAPATKAN RATUSAN BUAH APEL.
Dan jika Anda menyisihkan sebagian HASILNYA untuk DITANAM lagi dst, maka Anda akan MEMILIKI KEBUN APEL suatu hari nanti!
Demikian halnya dalam KEHIDUPAN ROHANI kita.
Kita MINTA BUAH, tapi sering kali TUHAN MEMBERI kita BENIH.
BUKAN TUHAN TIDAK MENGASIHI kita, tapi justru itulah CARA TUHAN MEMBERKATI kita.
TUHAN tidak memberikan KEKAYAAN kepada kita, melainkan memberikan "KEKUATAN untuk MEMPEROLEH KEKAYAAN" (baca Ulangan 8:18).
Ini dua hal yg benar-benar BERBEDA.
KEKAYAAN bisa HABIS, tapi jika kita memiliki KEKUATAN (KEMAMPUAN) untuk memperoleh KEKAYAAN, maka kita tidak akan pernah KEHABISAN BERKAT.
JANGAN MENGELUH jika TUHAN memberi kita BENIH, dan BUKAN BUAH.
BERSYUKURLAH sebab dalam BENIH ada POTENSI yg TAK TERBATAS untuk menghasilkan BUAH.
APA yg ADA di TANGAN kita, itulah BENIH yg TUHAN PERCAYAKAN untuk kita OLAH.
Kita TIDAK PERNAH TAHU bahwa melalui BENIH yg tampaknya sederhana itu kita bisa MENGHASILKAN KEKAYAAN di kelak kemudian hari.
Komentar
Posting Komentar