MADU ATAU RACUN?
MADU ATAU RACUN?
Matius 25:31-46, Amsal 19:17
Semua yg BERLEBIHAN melampaui kebutuhan kita adalah RACUN – Jalaluddin Rumi, penyair dari Turki.
Selama ini, kita selalu dicekoki dengan ide bahwa kita harus MENDAPAT LEBIH dan LEBIH sebagai suatu UKURAN KEBERHASILAN HIDUP di dunia:
- Carilah uang LEBIH BANYAK.
- Kejarlah jabatan LEBIH TINGGI.
- Jadilah LEBIH POPULER.
- Dapatkan likes, view, dan subscriber LEBIH BANYAK.
- Dsb yg MENUNTUT kita untuk LEBIH dan LEBIH lagi.
Pada KENYATAANNYA, tidak semua orang SIAP untuk menjadi "LEBIH".
Karena TIDAK SIAP, itu seperti MINUM OBAT dengan DOSIS yg BERLEBIHAN, mengakibatkan sesuatu yg FATAL bagi dirinya sendiri.
Jika tidak hati-hati, KEINGINAN untuk selalu mendapat LEBIH adalah bentuk KESERAKAHAN TERSELUBUNG.
Apalagi jika kita melakukannya untuk DIRI SENDIRI, tanpa memberi MANFAAT bagi ORANG LAIN.
Punya UANG BANYAK atau JABATAN TINGGI tapi menggunakannya hanya untuk KEPENTINGAN DIRI SENDIRI.
Menjadi POPULER tapi TIDAK MEMAKAI POPULARITASNYA untuk mengajak orang BERTINDAK POSITIF.
BISAKAH ini disebut PRESTASI?
HIDUP dalam KESUKSESAN BUKANLAH DOSA.
Dia hanya akan MENJADI RACUN jika kita TIDAK MAMPU MENGELOLANYA menjadi BERKAT bagi orang lain.
Dalam setiap PERKARA yg kita KERJAKAN, kita punya TANGGUNG JAWAB, baik TANGGUNG JAWAB SOSIAL maupun kepada TUHAN.
Ketika kita punya KESEMPATAN untuk MELAKUKAN dan MENDAPAT sesuatu yg LEBIH daripada orang lain, adalah KEWAJIBAN kita untuk BERBAGI dengan mereka yg membutuhkan.
Ketika HIDUP kita DIMUDAHKAN, sudah sepantasnya kita MEMUDAHKAN HIDUP ORANG LAIN.
HIDUP yg BERARTI TIDAK DITENTUKAN oleh APA yg kita PUNYA, atau SEBERAPA TINGGI JABATAN kita, tapi SEBERAPA BESAR MANFAAT yg bisa kita BERIKAN buat sekeliling kita.
JANGAN BIARKAN KESUKSESAN kita menjadi RACUN yg MEMBUNUH.
HIDUP hanya SEKALI, BUATLAH BERARTI!
Komentar
Posting Komentar