PEMBAWA PESAN

 

PEMBAWA PESAN

Markus 5:1-20, 2 Korintus 4:7

Jika kita MENUNGGU KIRIMAN BARANG PENTING yang harus segera digunakan, APAKAH PENAMPILAN KURIR MENENTUKAN APAKAH kita akan MENERIMA BARANG itu atau TIDAK?

AKANKAH kita MENOLAK sebuah PAKET jika KURIRNYA LUSUH?

NYATANYA, BEBERAPA JAM SETELAH PAKET DI TANGAN, kita sudah LUPA wajah si kurir.

APA ini berarti PESAN LEBIH PENTING dari PEMBAWA PESAN?

TIDAK juga.

TANPA ada yang MEMBAWAKANNYA, PESAN TAK AKAN TERSAMPAIKAN.

CARA kita MEMBAWAKAN PESAN juga tetap PENTING. 

BERITA BURUK terasa MAKIN BURUK jika DIBAWAKAN dengan CARA BURUK.

Sebaliknya, BERITA BURUK yang DIBAWAKAN dengan EMPATI dan SOPAN minimal akan DITERIMA LEBIH BAIK, meski TETAP MENYAKITKAN L.

SADARKAH Anda bahwa KITA SEMUA adalah PEMBAWA PESAN?

PESAN itu amat MENDESAK untuk DITERIMA dunia, karena itu menyangkut HIDUP dan MATI.

PESAN yang kita bawa adalah KABAR BAIK, yaitu PESAN INJIL.

KARENA itu KABAR BAIK, kita sudah punya MODAL BAGUS untuk MENYAMPAIKAN PESAN itu.

Tapi, sering kali kita MEMILIH untuk TIDAK MENYAMPAIKAN PESAN itu.

Kita BERALASAN diri kita merasa:

- Masih BELUM CUKUP BAIK.

- TIDAK PANDAI BICARA.

- PESAN INJIL itu TIDAK MENDESAK untuk disampaikan.

Untuk MENYAMPAIKAN sebuah PESAN dengan EFEKTIF, KEMAMPUAN BICARA yang BAIK, PENAMPILAN yang MEYAKINKAN, atau REPUTASI kita yang MENONJOL memang MEMBANTU.

Namun INGAT, APA yang harus kita SAMPAIKAN BUKANLAH PESAN BIASA, tapi PESAN INJIL yang BERKUASA.

PESAN itu LEBIH PENTING dari SI PEMBAWA PESAN.

Yang harus DITONJOLKAN adalah PESAN INJIL KRISTUS itu, BUKAN DIRI KITA.

Namun HIDUP kita tetap harus menjadi TELADAN bagi dunia.

Tapi, JANGAN TUNDA MENYAMPAIKAN INJIL hanya karena MENUNGGU DIRI SEMPURNA.

Kita adalah PEMBAWA PESAN, KEWAJIBAN kita adalah MENYAMPAIKAN PESAN itu.