MENGAMBIL KEPUTUSAN

 

MENGAMBIL KEPUTUSAN

Amsal 3:5-6

Dalam BEKERJA, LEBIH MUDAH mengerjakan TUGAS-TUGAS yang sudah RUTIN kita lakukan tiap hari daripada melakukan TUGAS BARU.

BEKERJA sesuai SOP (Standard Operating Procedure) dan CHECKLIST TUGAS yang sudah DISIAPKAN SEBELUMNYA itu TIDAK SEMELELAHKAN BEKERJA TANPA SOP bahkan kita TAK TAHU APA yang akan kita LAKUKAN nanti.

MENGAPA?

KARENA MEMULAI SESUATU itu membutuhkan PENGAMBILAN KEPUTUSAN.

Memang SEPERTINYA MENGAMBIL KEPUTUSAN itu LEBIH RINGAN.

BOS mungkin TIDAK BEKERJA seperti KARYAWAN yang SEPANJANG HARI MENGHADAP KOMPUTER dan ORANG- ORANG.

ATASAN sepertinya hanya DUDUK MENERIMA LAPORAN HASIL KERJA kita, MEMIMPIN RAPAT, MENANDATANGANI atau MENYETUJUI atau MENOLAK sebuah TAWARAN.

TUGAS ATASAN memang MEMBUAT KEPUTUSAN dan KARYAWAN MENJALANKAN.

Ini TAK SEMUDAH PENGUCAPANNYA sebab PENGAMBILAN KEPUTUSAN selalu mengandung RISIKO.

Untuk itu, kita harus benar-benar memakai PEMIKIRAN dan EMOSI yang MATANG.

Inilah BEDANYA.

BUKAN BERARTI melakukan PEKERJAAN RUTIN itu TIDAK BERISIKO, tapi setidaknya RISIKONYA sudah lebih TERKALKULASI dan PERNAH DIHADAPI.

BUKAN BERARTI juga melanjutkan pekerjaan orang lain TIDAK PERLU MEMAKAI PEMIKIRAN dan EMOSI yang MATANG.

Tapi, ketika MELANJUTKAN, kita sudah PUNYA POLA dan ALUR yang dibuat pendahulu kita.

Bagi para KARYAWAN, ini sebabnya kita TIDAK BOLEH MENGANGGAP ATASAN hanya ENAK MEMERINTAH dan kita HARUS MENURUTINYA.

NYATANYA, BELUM TENTU kita mau diminta BERTANGGUNG-JAWAB atas RISIKO dari KEPUTUSAN PERUSAHAAN.

Bagi ATASAN, kita harus menyadari bahwa MENGAMBIL KEPUTUSAN ini HAL SERIUS dan MEMENGARUHI ORANG BANYAK.

Karena itu, TIAP KEPUTUSAN mesti DIPERTIMBANGKAN dengan MATANG, DILAKUKAN dengan HIKMAT, AKAL SEHAT dan lewat TUNTUNAN ROH KUDUS , BUKAN dengan EMOSI.