JANJI YANG TERBUKTI
JANJI YANG TERBUKTI
Amsal 25
Saat BERKUNJUNG ke tempat wisata, semula saya agak “KEBERATAN” karena tiket masuknya NAIK sekitar 200 %.
Tapi, keberatan itu berubah menjadi KEKAGUMAN dan RASA PUAS setelah melihat bahwa tempat itu benar-benar direnovasi menjadi SANGAT BAGUS.
Kondisi yg lebih TERTATA, FASILITAS jauh lebih LENGKAP, bahkan ada BONUS yg diberikan.
KENAIKAN HARGA tiket pun TIDAK lagi saya PERMASALAHKAN.
Di Amsal hari ini berkata, orang yg gemar MENYOMBONGKAN DIRI dengan hadiah yg TAK PERNAH DIBERIKAN itu ibarat AWAN dan ANGIN tapi TANPA HUJAN.
Jika Anda pernah merasakan menjadi KORBAN dari JANJI-JANJI PALSU, pasti Anda SETUJU dengan penggambaran Amsal ini.
“MAAF atas ketidaknyamanannya, akan kami PERBAIKI di LAIN WAKTU.”
Demikian JAWABAN STANDAR petugas sebuah layanan ketika terjadi KESALAHAN yg MERUGIKAN konsumen.
Tapi, jika di LAIN WAKTU konsumen tetap saja mengalami KESALAHAN yg SAMA, bukankah UCAPAN itu tadi SERUPA dengan kondisi AWAN dan ANGIN yg DIHARAP segera menurunkan hujan, tapi HUJAN tak kunjung TURUN?
MENGECEWAKAN!
Demikian juga dengan JANJI-JANJI lain.
Memang MELEGAKAN saat MENDENGAR begitu MANISNYA seorang saat MENGUCAP JANJI.
Tapi, RASA PAHITNYA akan BERLIPAT-LIPAT saat JANJI itu TINGGAL JANJI, TAK PERNAH DITEPATI.
Orang yg hanya PANDAI BERJANJI suatu saat akan dicap PEMBOHONG jika TIDAK MENEPATI apa yg dijanjikan.
Bisa dikatakan bahwa JANJI kita adalah PERTARUHAN apakah orang akan tetap PERCAYA pada kita atau tidak.
Dalam MELAYANI konsumen, dalam menjalin KERJA SAMA, dalam HUBUNGAN dengan
atasan, bawahan, atau rekan kerja, semuanya ini BERLAKU.
Jika saat ini ada JANJI dalam hal tertentu
tetapi sampai hari ini BELUM kita WUJUDKAN, bahkan sudah kita LUPAKAN, SEGERALAH MEWUJUDKANNYA.
INGATLAH, NAMA BAIK dan KEPERCAYAAN kita DIPERTARUHKAN di situ!
Lebih baik TIDAK BERJANJI jika kita sendiri TIDAK YAKIN apakah kita bisa MENEPATINYA.
Komentar
Posting Komentar