BERANI MENYERAHKAN



BERANI MENYERAHKAN
Rut 1

Seorang PENGEMIS buta setiap hari duduk di pinggir jalan sambil MEMAINKAN BIOLANYA.

Suatu hari, seseorang datang MENGHAMPIRINYA.

Tanpa basa-basi la minta agar pengemis itu MEMINJAMKAN BIOLA USANGNYA.

Si pengemis MENOLAK MENTAH-MENTAH karena TAKUT biola itu akan DIBAWA KABUR.

TIDAK! Ini HARTAKU yg paling MAHAL,” ujar si pengemis.

Orang itu terus MEMBUJUK si pengemis, sampai akhirnya ia LULUH.

Orang tersebut lalu MEMAINKAN ALAT MUSIK itu.

Maka, keluarlah ALUNAN LAGU yg begitu MERDU.

Orang-orang yg lewat mulai MEMERHATIKANNYA dan MELEMPAR UANG dalam kaleng.

Ketika lagunya selesai, orang tersebut MENYERAHKAN BIOLA beserta KALENG yg PENUH dengan UANG.

“SIAPAKAH Anda?" tanya si pengemis.

Orang itu menjawab, “Paganini.”

Ya, Paganini SANG MAESTRO BIOLA DUNIA itu!

Tentu BUKAN hal yg MUDAH bagi si pengemis untuk MENYERAHKAN HARTA, SUMBER PENCAHARIANNYA.

Namun SAAT ia MELAKUKANNYA, maka HAL BESAR TERJADI.

Rut pun sama.

la pernah berkata bahwa ke mana pun Naomi pergi ia juga ada di situ (ay. 16).

TIDAK GAMPANG tentunya bagi Rut untuk MENYERAHKAN VISI, MIMPI, KEHENDAK SENDIRI kepada ibu mertuanya.

Kebanyakan orang akan memilih MENENTUKAN SENDIRI arah hidupnya, TIDAK MAU DISETIR atau DIKENDALIKAN.

Sebaliknya, la mau BEBAS.

Tapi Rut MEMUTUSKAN hal tersebut.

Dan kita TAHU BAGAIMANA AKHIRNYA HIDUP Rut, nenek moyang para raja Israel.

Dalam hidup, kita pun perlu MELATIH DIRI MENYERAHKAN VISI, MELETAKKAN KEINGINAN SENDIRI, atau apa pun yg kita anggap HARTA PALING BERHARGA kepada TUHAN, kepada OTORITAS yg LEBIH TINGGI dari kita.

Ini jelas TIDAK MUDAH.

Sebab ada GODAAN untuk MENGATUR HIDUP SENDIRI, MELAKUKAN apa pun SESUAI PIKIRAN SENDIRI.

Tapi jika kita mau BELAJAR MELAKUKANNYA, PERCAYALAH HARTA itu akan DILIPATGANDAKAN TUHAN.

“Saat kita BERANI MENYERAHKAN HIDUP kepada SANG MAESTRO KEHIDUPAN, KEHIDUPAN kita niscaya BERUBAH.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BISA JADI BERHALA

MOMEN SEMPURNA

OMBAK DAN SELANCAR