TETAP MENABUR



TETAP MENABUR
Pengkhotbah 11:1-8

Pengkhotbah 11:4, “Siapa senantiasa memperhatikan ANGIN tidak akan MENABUR, dan siapa senantiasa melihat AWAN tidak akan MENUAI.

Jika kita hendak MELAKUKAN sesuatu yg BAIK, namun MENUNGGU KONDISI yg SEMPURNA, maka kita pasti BATAL MELAKUKANNYA.

MENUNGGU WAKTU yg BAIK itu BAIK, tapi menjadi TIDAK BAIK jika kita berharap segala sesuatu harus dalam KONDISI SEMPURNA DULU baru kita bersedia MENABUR.

Yg seperti ini JANGAN PERNAH BERHARAP mendapat TUAIAN.

Pada kenyataannya, BUKANKAH TIDAK ADA KONDISI yg benar-benar IDEAL?

Menurut Anda, apakah mereka yg BERJUALAN ES akan MELIBURKAN DIRI pada saat musim HUJAN tiba?

TIDAK, bukan?

Meski CUACA TIDAK BERSAHABAT, mereka tetap JUALAN ES.

Sekalipun memang JUMLAH ES yg mereka sediakan memang TIDAK SEBANYAK pada saat MUSIM PANAS.

Bagaimanapun juga, PENJUAL ES tetap dapat UNTUNG di saat MUSIM HUJAN, bukan?

JANGAN MENUNGGU keadaan jadi SEMPURNA dulu, baru kita MELANGKAH.

Kita akan KETINGGALAN.

TETAPLAH MENABUR, bahkan LAKUKANLAH dengan SUNGGUH-SUNGGUH.

Seperti yg dikatakan ayat 6, “TABURKANLAH BENIHMU pagi-pagi hari, dan JANGANLAH memberi ISTIRAHAT kepada TANGANMU pada petang hari, karena engkau TIDAK MENGETAHUI APAKAH ini atau itu yg akan BERHASIL, atau kedua-duanya SAMA BAIK.”

Ya, kita TIDAK PERNAH TAHU CUACA yg MENDUNG tiba-tiba jadi CERAH, bukan?

“TETAPLAH MENABUR, TANPA HARUS MENUNGGU KONDISI menjadi SEMPURNA LEBIH DULU.”


Komentar

Postingan populer dari blog ini

BISA JADI BERHALA

MOMEN SEMPURNA

OMBAK DAN SELANCAR