RUANG KOSONG

 



RUANG KOSONG

Lukas 5:15-16


Ketika kita membuka-buka LACI LEMARI untuk menyimpan BARANG, MANAKAH yang lebih kita PILIH?


Sebuah LACI yang ukurannya BESAR tapi di dalamnya sudah PENUH TERISI, ATAUKAH LACI yang ukurannya LEBIH KECIL tapi masih KOSONG?


Tentu kita akan memilih LACI yang KOSONG, BUKAN? 


Ya, FUNGSI sebuah LACI terutama ada di BAGIAN KOSONGNYA.


Hari-hari penuh KESIBUKAN, JADWAL SUPER PADAT, AGENDA yang TAK PUTUS-PUTUSNYA, semua itu sering dianggap sebagai sebuah PENCAPAIAN.


Namun, TAHUKAH Anda bahwa kita pun sesungguhnya selalu perlu "RUANG-RUANG KOSONG" di HIDUP kita?


Ya, hari-hari penuh KESIBUKAN dan AGENDA SUPER PADAT tidak selalu berarti kita LEBIH PRODUKTIF dibandingkan ketika kita masih punya WAKTU ISTIRAHAT.


Maka, JANGAN dulu BANGGA saat AGENDA kita SANGAT PADAT.


Justru LIHATLAH AGENDA SUPER PADAT itu sebagai TANDA kita sudah TIDAK BISA DIISI lebih dari itu.


Kita menjadikan diri kita sudah PENUH dan MAKSIMAL padahal tentu saja masih banyak yang bisa kita TINGKATKAN.


Oleh karena itulah, kita BUTUH WAKTU di sela-sela KESIBUKAN untuk bisa MENGISI kembali ENERGI kita. 


Kita BUTUH JADWAL yang tidak sekadar PADAT dengan TUGAS dan PEKERJAAN, tapi juga JADWAL di mana kita bisa MEREFRESH kembali PIKIRAN dan JIWA kita.


Bahkan YESUS pun MELAKUKAN itu.


Ada waktu ketika lA bahkan tak punya KESEMPATAN BERISTIRAHAT (mis: Yoh. 6:2, 22). 


Namun, ada juga WAKTU-WAKTU YESUS sengaja MENGHINDAR agar lA bisa MENYENDIRI dan BERDOA (Luk. 5:16, Mat. 14:23). 


Jika YESUS saja MEMBUTUHKANNYA, apalagi kita! 


Kita BUTUH KEMAMPUAN untuk bisa MENGELOLA WAKTU sehingga HIDUP kita tidak hanya diisi dengan PEKERJAAN dan KESIBUKAN, tapi juga ISTIRAHAT, WAKTU BERSAMA KELUARGA, dan juga WAKTU BERSAAT TEDUH bersama TUHAN.


PERCAYALAH, kita tak akan RUGI jika memiliki WAKTU ISTIRAHAT.


Sebaliknya, justru ketika kita TAK PUNYA WAKTU SISA, bisa jadi kita MELEWATKAN banyak hal yang LEBIH PENTING dan BERHARGA dari KESIBUKAN KERJA kita.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

OMBAK DAN SELANCAR

BERPIKIR KRITIS

MELADENI PERBANTAHAN?