MERAYAKAN KEMATIAN?
MERAYAKAN KEMATIAN?
2 Timotius 4:1-8
Kita pasti pernah MELIHAT mereka yang MENYELESAIKAN PERTANDINGAN (baik LOMBA LARI, SEPEDA atau BALAP MOTOR) dengan BAIK akan MENGAKHIRINYA dengan TERSENYUM dan penuh SUKACITA, bahkan melakukan SELEBRASI.
Saya membayangkan seperti itulah yang DIRASAKAN rasul Paulus ketika ia MENULIS SURAT kepada Timotius, anak rohaninya.
Paulus menulis, "Aku telah MENGAKHIRI PERTANDINGAN yang BAIK, aku telah MENCAPAI GARIS AKHIR dan aku telah MEMELIHARA IMAN." (ay. 7).
Padahal saat itu Paulus sedang DIADILI di Roma dan akan menerima HUKUMAN MATI.
HEBATNYA, Paulus TIDAK LARI dari KEMATIAN, malah seolah ia yang "MENYAMBUT" KEMATIAN itu karena IMANNYA kepada KRISTUS.
Paulus SADAR bahwa sebentar lagi ia akan DIHUKUM MATI, walau demikian terlihat betapa Paulus SANGAT PUAS dengan KEHIDUPAN yang telah dijalaninya.
MENGAPA?
Karena ia telah MEMELIHARA IMAN hingga akhir hidupnya.
Persis seperti OLAHRAGAWAN yang MENGAKHIRI PERTANDINGAN dengan BAIK, maka Paulus pun siap MENYAMBUT MAHKOTA KEHIDUPAN, menerima UPAH dari jerih lelahnya dalam PELAYANAN, dan yang terutama, BERTEMU dengan KRISTUS, PENEBUSNYA!
KEMATIAN tidak lagi MENAKUTKAN bagi ORANG PERCAYA.
Bahkan, KEMATIAN adalah KEUNTUNGAN, kata Paulus dalam SURATNYA kepada jemaat di Filipi.
Dalam hal ini Paulus TIDAK SEKADAR BERKATA-KATA, tapi ia sendiri MEMBUKTIKANNYA menjelang KEMATIANNYA sudah dekat.
KEMATIAN bisa menjadi KEUNTUNGAN jika kita BERHASIL MEMELIHARA IMAN dan HIDUP MEMBERI BUAH.
Namun banyak orang KRISTEN menjalani HIDUP tapi TIDAK BISA MEMELIHARA IMAN hingga akhir hidupnya.
IMANNYA GUGUR di tengah jalan.
Ada juga orang KRISTEN yang MATI, tapi ia MENINGGALKAN KESAN yang BURUK, dan BUKANNYA MENINGGALKAN KESAKSIAN HIDUP yang BAIK.
Ini adalah orang KRISTEN yang TIDAK BERBUAH.
Komentar
Posting Komentar