BENIH UNTUK DITABUR
BENIH UNTUK DITABUR
Mazmur 126
PETANI yang BIJAK tahu BAGAIMANA CARA MENGELOLA HASIL PANEN.
TIDAK MENGHABISKAN SEMUA HASIL PANEN, tapi MENYISIHKAN SEBAGIAN untuk dijadikan BENIH untuk DITABUR.
Coba bayangkan seandainya SANG PETANI MENGHABISKAN SEMUA HASIL PANENNYA?
Memang PETANI itu akan MENIKMATI LEBIH BANYAK, tapi di KEMUDIAN HARI ia TIDAK lagi mendapat HASIL PANEN karena TIDAK ADA LAGI BENIH yang DITABUR.
PRINSIP yang SAMA berlaku soal MEMBERI atau MENABUR.
BERKAT yang TUHAN BERIKAN TAK SEHARUSNYA kita HABISKAN dan kita NIKMATI SENDIRI.
Kita harus BERSEDIA MENYISIHKAN SEBAGIAN untuk kita TABUR, BAIK untuk PEKERJAAN TUHAN maupun untuk MENOLONG SESAMA.
Banyak kita TIDAK MENABUR karena memang TIDAK MENYISIHKAN BENIH untuk kita TABUR.
Akhirnya muncul ARGUMEN untuk MEMBENARKAN DIRI SENDIRI: jika untuk DIRI SENDIRI saja PAS-PASAN bahkan KURANG, BAGAIMANA mungkin kita bisa MEMBERI untuk ORANG LAIN?
MASALAHNYA, dari awal kita TIDAK MENYISIHKAN BENIH untuk DITABUR.
Kita MENGHABISKAN SEMUANYA untuk KEPENTINGAN KITA SENDIRI.
Kita hanya MENGHARAPKAN ada UANG SISA, baru UANG SISA itu kita jadikan BENIH.
Jika PENGELOLAAN KEUANGAN kita seperti ini, SELAMANYA kita TIDAK MUNGKIN bisa MENABUR sebab manusia pada dasarnya TIDAK PUAS dan SELALU KURANG, KURANG, dan KURANG.
Kita harus "MENYISIHKAN" BUKAN MENUNGGU kalau ADA SISA UANG.
Boleh jadi PENGHASILAN kita mungkin TIDAK BANYAK, namun jika MENDISIPLIN DIRI untuk MENYISIHKAN SEBAGIAN PENGHASILAN kita untuk DITABUR, maka kita pasti BISA MELAKUKANNYA.
Dengan kita MENABUR maka kita akan MENUAI.
Sesungguhnya inilah KUNCI kita mengalami HIDUP dalam BERKAT dan KELIMPAHAN.
Maka kita perlu MENGATUR kembali RENCANA KEUANGAN kita, namun jika Anda adalah PENGELOLA KEUANGAN yang BIJAK seperti halnya PETANI BIJAK, maka Anda akan MELAKUKANNYA dengan IMAN.
Sesungguhnya MEMBERI tidak akan pernah membuat MISKIN.
Komentar
Posting Komentar